Komponen-komponen Kurikulum
Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Sebagai suatu sistem komponen harus saling berkaitan satu sama lain.
1. Komponen tujuan
- Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan
- Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat
- Dalam skala mikro tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan tujuan proses pembelajaran
Hirarki tujuan
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang
ersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan
pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Setiap lembaga dan penyelenggara
pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan tersebut. Tujuan
pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan
pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam
bentuk Undang-Undang. TPN dirumuskan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003,
Pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak kulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertangggung jawab.
Tujuan
Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan
Institusional sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan
tertentu. Tujuan merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setuap satuan pendidikan, misalnya
standar kompetensi pendidikan dasar, pendidikan menengah, dll.
Tujuan
Kurikuler adalah tujuan yang dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran. Tujuan Kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam
suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan
untuk mencapai tujuan institusional. Tujuan
kurikuler tergambarkan pada standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi
yang harud dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan. Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, yaitu
kemampaun yang harus dimilki oleh setiapp anak didik setelah mereka mempelajari
bahasa tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Terdapat
tiga bentuk perilaku yang harus dirumuskan yaitu: Domain kognitif, domain
afektif dan domain psikomotor.
Domain kognitif
- Knowledge (Pengetahuan) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya.
- Comprehension (pemahaman) adalah kemampuan memahami suati objek atau subjek pembelajaran.
- Application (penerapan) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu.
- Analysis, adalah kemampuan menguraikan atau memecahkan suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian.
- Synthesis, adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan yang bermakna
- Evaluation, adalah kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
Domain afektif
- Penerimaan, adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah
- Merespon, ditunjukkan oleh kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain
- Menghargai, kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gelaja atau suatu objek tertentu
- Mengorganisasi, berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai tersebut
- Karakteristik nilai, mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya dijadikan sebagai falsafah hidup serta dijadikan pedoman dalam berperilaku.
Domain psikomotor
- Perception (persepsi), kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dipermasalahkan
- Set (kesiapan), kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilaku khusus
- Imitation (meniru), kemampuan seseorang dalam mempraktekkan gerakan-gerakan tertentu tanpa harus melihat contoh
- Adaption (menyesuaikan), kemampuan sudah disesuaikan dengan keadaan dan kondisis tertentu
- Organization (menciptakan) tergambar dari kemampuannya mengahasilkan sesuatu yang baru.
2. Komponen isi/materi
pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan
dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum menyangkut
semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau meteri pelajaran yang
biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaan yang diberikan maupun
aktivitas dan kegiatan siswa. Materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Komponen strategi berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pelajaran. Strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Komponen metode
Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi berbeda dengan metode, penggunaan strategi dan metode dalam pembelajaran akan tergantung pada pendekatan tertentu.
4. Komponen evaluasi
Melalui kegiatan
evaluasi dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan kurikulum perlu dipertahankan atau tidak. Evaluasi merupakan
komponen unruk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum,
evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai atau belum. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan
pencapaian tujuan dapat dikelompokan kedalam dua jenis.
Tes digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif ataua tingkat penguasaan
materi pembelajaran. Tes harus memiliki dua kriteria yaitukriteria validitas
dan reliabilitas. Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan
tes individu.
Nontes adalah
alat evaluasi yang biasanya digunakan untukmelihat aspek tingkah laku termasuk
sikap, minat dan motivasi. Jenis-jenis non tes, observasi, wawancara, studi
kasus, dan skala sikap.
Komponen Utama Kurikulum 2013
Dari uraian yang telah disampaikan di atas, dapat ditemukan 3 permasalahan yaitu
sering kita jumpai pada saat mengajar alokasi waktu yang terdapat di prota prosem memiliki perbedaan dengan penerapaannya hal ini bisa terjadi dengan berbagai faktor pertanyaannya
- Bagaimana cara kalian agar alokasi waktu tepat pada sasaran, jika pada saat mengajar terjadi waktu libur dan kegiatan sekolah lainnya?
- Mengapa peserta didik mudah sekali melupakan materi yang telah disampaikan dan hubungkan dengan tujuan kurikulum?
- Menurut pendpatmu, berdasarkan komponen-komponen kurikulum. Pendekatan yang bagaimana agar peserta didik yang kamu ajarkan dapat lebih mudah memahami materi?
Agar alokasi waktu tepat pada sasaran, kita perlu merancang analisis waktu dengan berpedoman pada kalender pendidikan. Dimulai dari rincian hari/minggu efektif hingga program semester dan program tahunan. Dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa total alokasi waktu yang ada dalam satu semester untuk menuntaskan kompetensi dasar / materi yang akan kita ajarkan. Sehingga jika kita merasa kurang cukup waktu untuk menuntaskan salah satu materi maka kita dapat merancang skenario pembelajaran (RPP) yang sesuai agar materi tersebut tercover dengan baik. Sebaliknya, jika kita merasa waktu yang tersedia cukup banyak, kita juga dapat merancang RPP untuk materi pengayaan.
ReplyDeletePeserta didik mudah lupa akan materi yang telah diberikan merupakan hal yang lazim. Karena seyogyanya di tingkat sekolah umum mereka mempelajari lebih dari 12 mata pelajaran untuk setiap tingkatan. Oleh sebab itu, sangat besar peranan seorang pendidik untuk mampu mengemas materi yang diajarkannya agar menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga akan mudah diingat oleh peserta didik. Maka sebagian dari upaya ini adalah merupakan tujuan dari disusun dan dikembangkannya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
Peserta didik akan lebih mudah memahami materi apabila komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat kita rancang dengan baik. Karena disinilah letak kunci keberhasilan kita dalam menyajikan materi pembelajaran. Di dalam menyususn RPP kita kita harus mampu menyesuaikan media dan skenario pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
saya setuju dengan pendapat kk nelly bahwa guru harus mengcover pembelajaran dengan baik. tp kemampuan setiap anak kan berbeda beda terkadang di dalam 1 klas sering kita jumpai anak-anak yang masih kurang memahaminya. misalnya di rpp kita ada 3 indikator yang harus dicapai, tp yang terealisasikan cuma 2. ditambah pas saat kita mengajar jam yang kita gunakan sering terpakai untuk kegiatan
DeleteTujuan kurikuler tergambarkan pada standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harud dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan. Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, yaitu kemampaun yang harus dimilki oleh setiapp anak didik setelah mereka mempelajari bahasa tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
ReplyDeleteTerdapat tiga bentuk perilaku yang harus dirumuskan yaitu: Domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor.
Dalam tujuan kurikulum diatas. Tampaknya belum terealisasi kan dengan baik. Karena msih banyak siswa yang hanya memhami materi sekali lewat saja. Itu di karenakan guru yang kurang memaksimalkan pembelajaran karena yg dituntut bukan hanya dari segi pengathuan(kognitif) saja, melainkan siswa harus mempunyai keterampilan khusus dalam setiap pembelajaran dalam setiap pertemuan dan tidak lepas juga dari sikap siswa selama proses pembelajaran. Mungkin itu yang menyebabkan siswa menjadi susah menangkap atau mencerna materi pembelajaran setiap pertemuan.
berarti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak bermakna bagi mereka. saya setuju dengan perkataan anda bahwa siswa harus mempunyai keterampilan khusus
DeleteBukan tidak bermakna. Tetapi siswa itu terlalu banyak tuntutan mengejar materi yg ingin di capai sesuai target yg ada di kurikum. Sehingga siswa menjadi lemah dalam tingkat memahaminya. Di tambah lagi guru yang kurang efektif mengajar. Tanpa memperhatikan bagaimana caranya agar siswa bisa mendapatkan suatu gagasan baru setelah proses belajar selesai. Itu sebabnya siswa mudah sekali lupa dengan materi yg sudah di pelajari.
Deleteoh.... kl bisa diibaratkan mereka sudah down duluan dengan berbagai mata pelajaran dan tugas yang dihadapi mereka. kemudian seperti yang dian katakan yaitu guru yang kurang efektif mengajar. Tanpa memperhatikan bagaimana caranya agar siswa bisa mendapatkan suatu gagasan baru setelah proses belajar selesai. berarti pelajaran guru itu tidak bermakna lh,soalnya kan tidak berbekas ke siswanya
Deletejika pertanyaannya ini Mengapa peserta didik mudah sekali melupakan materi yang telah disampaikan?
DeleteIya saya setuju dengan penyataan saudari yang mengatakan "berarti pelajaran guru itu tidak bermakna lh, soalnya kan tidak berbekas ke siswanya" ini yang membuat siswa terlalu cepat lupa akan materi yang disampaikan gurunya. Dan hubungkan dengan tujuan kurikulum?
kurikulum menuntut siswanya untuk kreatif, kritis, komunikatif dan lainnya, kalau dalam mendesain proses pembelajarnnya tidak mampu membuat pembelajaran yang bermakna maka tidak menutup kemungkinan tujuan kurikulum tidak tercapai. caranya bagaimana itu supaya tidak terjadi? maka kulitas tenaga pendidiknya juga harus ditingkatkan.
saya setuju dengan pendapat sugeng kurikulum menuntut siswanya untuk kreatif, kritis, komunikatif dan lainnya, kalau dalam mendesain proses pembelajarnnya tidak mampu membuat pembelajaran yang bermakna maka tidak menutup kemungkinan tujuan kurikulum tidak tercapai. caranya bagaimana itu supaya tidak terjadi? maka kulitas tenaga pendidiknya juga harus ditingkatkan.
Deletetepat sekali
Deletesaya mencoba menjawab pertanyaan kedua ada 2 kemungkinan, pertama kapasitas siswa itu sendiri (mudah mengingat pembelajaran) dan yang kedua cara guru mengolah pembelajaran agar terekam di benak siswa bahwa pembelajaran teraebut penting bagi mereka. nah, mungkin memang banyak guru yang sudah berusaha untuk menjalankan kurikulum dengan target mencapai tujuan pendidikan nasional tetapi masih lebih banyak guru yang kurang mencocokkan pendekatan dalam pembelajaran. guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan sehari-hari yang ada dalam pembelajaran, sehingga siswa pun menanggap belajar di sekolah hanya "angin lalu" saja.
ReplyDeletesaya setuju dengan pendapat anda bahwasanya masih lebih banyak guru yang kurang mencocokkan pendekatan dalam pembelajaran. akan tetapi sebelum merealisasikan kurikulum 2013, guru terlebih dahulu diberi stimulasi oleh pemerintah terhadap penerapannya dikelas. apakah program pemerintah terhadap merealisasikan e guru0guru perlu di evaluasi kembali?
Deletemenurut saya perlu. karna setau saya tidak semua guru mendapat stimulasi ataupun sosialisasi dari program pemerintah ini.
Deleteuntuk pertanyaan ketiga, semua pendekatan saya rasa bisa dilakukan asal guru memahami apa yang siswa butuhkan.
ReplyDeleteterimakasih atas tanggapannya, tetapi pada kenyataan kebutuhan siswa akan pemahaman materi tidak terpenuhi dengan maksimal. bagaimana menurut anda terhadap realita yang terjadi?
Deletenah disinilah peran guru sebagai fasilitator dimana, guru harus bisa kreatif dalam mengemas pembelajaran, harus mampu mengajak seluruh siswa untuk bergerak aktif ataupun berinovasi. sehingga siswa yang karna keaktifannya tersebut, akan mengingat hal-hal yang telah ia lakukan dan didapatkanlah pembelajaran yang bermakna dan yang ia butuhkan.
Deleterealitanya guru kan banyak yang konvensional
Deleteberarti guru harus bisa mengintrospeksi (evaluasi) diri.
DeleteKomponen kurikulum tersusun menjadi komponen tujuan, isi/materi pelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam menentukan pendekatan maka kita perlu mereview komponen kurikulum tsb. Melihat tujuan pendidikan apa yang ingin dicapai, dan perlu disesuaikan isi/materi pelajaran, metode dan evaluasinya. Namun menurut saya, siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran (terkhususkan materi kimia) apabila menggunakan pendekatan sceintific, karena pembelaran berupsat kepada siswa sehingga siswa dapat membangun/membentuk konsep sendiri dan ini merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan dapat mengembangkan karakter siswa. Tapi tentunya peran guru disini juga ada, yakni untuk mengkoreksi konsep yang siswa bentuk sendiri tadi.
ReplyDeleteterimakasih atas tanggapannya, saya setuju dengan anda bahwa pembelajaran saat ini harus berpusat kepada siswa. bagaimana jika anak tersebut tidak bisa menemukan konsep itu sendiri. seperti yang anda tau tidak semua guru bisa memperhatikan seluruh anak yang ada di kelas tersebut.
Deletemenanggapi pertanyaan tri bagaimana jika anak tidak bisa menemukan konsep, maka disini guru diharapkan peka terhadap karakter siswanya, seiring berjalannya waktu selama kegiatan belajar guru akan mulai bisa memperhatikan mana siswa yang kesulitan dalam menemukan konsep dan mana siswa yang mampu menemukan konsep, nah untuk anak yang kesulitan atau belum bisa menemukan konsep guru bisa memberikan clue/petunjuk-petunjuk bagi siswa sebagai rambu pengarah, atau bisa juga menjalankan peer-tutoring dikelas yakni siswa yang telah menemukan konsep membantu mengarahkan temannya yang belum menemukan konsep tsb.
Deletemakasih kk rini atas tanggapannya, saya setuju dengan pendapat kakak yang memberikan clue/petunjuk-petunjuk bagi siswa sebagai rambu pengarah, atau bisa juga menjalankan peer-tutoring dikelas yakni siswa yang telah menemukan konsep membantu mengarahkan temannya yang belum menemukan konsep tsb. tetapi terkadang dikelas itu ada yang bertemannya secara kelompok, ada lg kesenjangan yang lainnya. bagaimana guru tersebut dapat mengemasnya dengan baik agar rencana tersebut dpt direalisasikan?
Deletenah cara untuk membuat siswa agak tidak berkelompok homogen yaitu guru mengundi atau mengacak dalam penentuan kelompok, namun sebelumnya guru bisa memberikan tanda dalam undian(hanya guru yang tahu) agar siswa yang pintar tidak berada dalam 1 kelompok (mengheterogenkan anggota kelompok) nah, model pembelajaran, stategi dan pendekatannya pun harus dipikirkan matang-matang yang cocok, dan sesuai dengan alookasi waktu, materi dan tujuan yang ingin dicapai
Deletemenanggapi permasalahan nomor 1 bila terjadi hal yang menyebabkan alokasi waktu pembelajaran tidak sesuai dengan sasara menurut saya guru dapat melakukan pemadatan materi ataupun memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa dirumah terkait materi yang tertinggal sehingga pemahaman materi tersebut dapat mendalam walaupun tidak dilaksanakan pada proses pembelajaran di sekolah dengan begitu diharapakan tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai seperti seharusnya.
ReplyDeleteSelanjutnya untuk permasalahan nomor 2 peserta didik sering kali melupakan materi pembelajaran menurut saya karena terjadi kelemahan pada strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan. Hal ini sering terjadi karena perbelajaran tidak bermakna bagi peserta didik sehingga materi tersebut cepat dilupakan.
terimakasih syafira atas tanggapannya. untuk jawaban pertama saya setuju jika dilakukan pemaddatan materi, akan tetapi bisakah kita lakukan hal tersebut. karena berdasarkan pengalaman, siswa memerlukan waktu yang lama untuk memahami 1 pokok bahasan
Deleteuntuk jawaban kedua saya setuju jika pembelajaran itu tidak bermakna, terus solusi apa yang kamu tawarkan untuk meminimalisisrnya?
sistem pembelajaran saat ini menuntut siswa untuk dpat belajar dan menenukan sendiri konsep dari pembelajran tersebut. jika memang tidak memerlukan waktu yang lama bagi siswa untuk memahami 1 pkok bahasan dan tidak dapat dilakukan disekolah seperti yang saya telah jelaskan pula pembelajaran dapat dilanjutkan dirumah dalam bentuk proyek ataupun lain sabagainya.
Deleteselanjutnya solusi yang saya tawarkan yaitu dapat dengan model pembelajaran yang bernuasa game seperti TGT atau merubah suasana belajar menjadi diluar kelas atau dilaboratorium
Pendekatan pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
ReplyDeleteSecara umum, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga merupakan aktivitas guru di dalam memilih kegiatan pembelajaran, yaitu sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kalau untuk siswa lebih memahami materi kita bisa terapkan pendekatan konsep.
terimakasih esa atas tanggapannya, memamng betul pendekatan pembelajaran merupakan jalan akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tuuan pembelajaran. tetapi pendekatan yang seperti apa yang dimaksud?
DeleteMenjawab permasalahan pertama, Kegiatan sekolah dan kegiatan lainnya di lingkungan pemerintah setempat, tidak dapat dielakkan oleh pihak sekolah maupun guru. Guru tidak mungkin menghindari terkendalanya pembelajaran pada hari efektif karena kegiatan penting tersebut. Yang dapat dilakukan guru adalah meminimalisir dampak kegiatan mendadak dengan berbagai solusi. Tujuan upaya guru adalah mengefektifkan pencapaian target materi pelajaran. Oleh sebab itu ada beberapa alternatif upaya yang dapat dilakukan guru:
ReplyDelete1.Menganalisa kalender akademik
Pada awal semester, guru sudah menganalisa kalender akademik secermat mungkin. Begitu pula dalam melakukan penghitungan hari belajar efektif satu semester. Jika pada kalender akademik banyak terdapat hari libur nasional maupun kegiatan sekolah, cadangan minggu efektif harus ditingkatkan dari sebelumnya.
2.Mengekstrak materri pelajaran
Meningkatkan cadangan minggu efektif beresiko terhadap alokasi waktu setiap kompetensi dasar yang ada. Mau tidak mau alokasi waktu juga dikurangi, namun jabaran materi pelajaran pada kompetensi dasar tersebut lebih disederhanakan (diekstrak). Mengekstrak bukan berarti mengurangi materi pelajaran melainkan memilih materi esensial dalam satu standar komptensi.
3.Mengefektifkan metode mengajar
Mengefektifkan metode mengajar mengandung pengertian mengefisienkan pelaksanaan metode mengajar. Guru perlu menyederhanakan langkah dan penerapan suatu metode sehingga tepat sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau persiapan mengajar.
4.Mengontrol penggunaan waktu
Di ruang kelas tersedia jam dinding. Guru juga kebanyakan memakai jam tangan. Dengan memanfaatkan sarana tersebut guru dapat memantau dan mengontrol alokasi pembelajaran sehingga tepat waktu.
Dapat disimpulkan bahwa target penyampaian materi pelajaran mungkin akan sulit tercapai seratus persen. Namun demikian berbagai kendala yang dihadapi dapat diminimalisir melalui upaya kreatif dari guru.
terimakasih rini atas jawabannya, saya sangat setuju dengan jawaban yang kamu berikan. berarti kita biisa membuat semacam modul atau lks yang lebih ringkat, lebih efisien dan lengkap untuk meminimalisir dampak dari kurangnya jam tersebut
Deleteiya benar kak mungkin dengan hal tersebut dapat memberikan alternatif agar alokasi waktu tepat sasaran walaupun mungkin siswa akan terbebani dengan hal yang demikian terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki motivasi belajar rendah. Bahkan beban itu tidak hanya dialami oleh siswa, orang tua siswa kadang-kadang ikut memikul beban tersebut.
DeletePerencanaan waktu sangat krusial dalam mempengaruhi pencapaian target pembelajaran. Ketersediaan waktu erat kaitannya dengan keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran.
ReplyDeleteGuru sebagai promotor dalam kegiatan belajar-mengajar harus mampu mempertimbangkan waktu pembelajaran.
Guru harus sangat professional dalam membagi waktu pembelajaran. Mestinya kurikulum pembelajaran juga menyesuaikan kepadatan materi pembelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia. Namun jika seorang guru bijak dalam perencanaan pembelajaran maka ia bisa meminimalisir keterdesakan waktu tersebut.
Pengaturan waktu sangat penting karena kemampuan siswa berbeda-beda satu sama lainnya. Dengan memberikan luang bagi mereka untuk leluasa mengeksplorasi kemampuannya, maka siswa berkemampuan rendah akan dapat menyelesaikan tugas dengan tenang sehingga hasilnya tidak akan terlalu mengecewakan.
Jika bertabrakan dengan jadwal libur, kembali lagi pada perancangan awal dari guru dalam melihat kalender akademik, jadi bisa mengefisiensikan waktu baik itu memadatkan materi dan memberikan tugas-tugas.
Lupa terhadap materi pembelajaran didasari oleh beberapa faktor yaitu :
Pertama, lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa. Dalam interference theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1) practice interference; 2) retroactive interference
Kedua, lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak.
Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikapdan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya.
Keempat, materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan atau dihafalkan siswa.Materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
Kelima, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan ata item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.ini dalam kasus ekstrim.
Untuk membuat siswa tidak mudah lupa, disinilah tugas guru dalam pembelajaran.
Guru bisa memakai metode Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
Jadi siswa gampang untung mengingat.
terimakasih kk rahmah atas tanggapannya. saya sangat setuju dengan jawaban kk, dan intinya sama seperti jawaban saya ke rini bahwa modul atau lks merupakan salah satu media yang efektif dalam pembelajaran
Delete
ReplyDeleteBagaimana cara kalian agar alokasi waktu tepat pada sasaran, jika pada saat mengajar terjadi waktu libur dan kegiatan sekolah lainnya? dalam penyusunan program tahuna dan program semester kan sudah kita rencanakan dari awal pembagian materi yang akan disampaikan setiap pertemuan dan alokasi waktunya. namun memang dalam perjalanannya tidak semulus yang sudah direncanakan diawal. Perencanaan waktu pembelajaran merupakan yang sangat penting karena akan berpengaruh kepada pencapaian target pembelajaran. bisa jadi diakhir semester masih banyak materi yang belum tersampaikan kepada siswa.Guru harus sangat professional dalam membagi waktu pembelajaran. dalam penyusunan program tahunan dan program semester kan berpedoman pada kalender pendidikan. dimana libur sekolah sudah ditentukan jadi dari awal kita atur sedemikian rupa agar materi bisa tersampaikan semua dengan alokasi waktu yang tersedia
saya setuju dengan pendapat bang dani dalam penyusunan program tahunan dan program semester kan berpedoman pada kalender pendidikan. dimana libur sekolah sudah ditentukan jadi dari awal kita atur sedemikian rupa agar materi bisa tersampaikan semua dengan alokasi waktu yang tersedia
DeleteSaya akan mencoba menjawab permasalahan 1,
ReplyDeleteMenurut saya alokasi waktu seharusnya sudah bisa kita perkirakan bahkan telah dibuat di awal dalam perangkat pembelajaran yaitu minggu efektif, program semester dan program tahunan yang berlandaskan dengan kalender pendidikan yang sudah terdapat keterangan waktu libur dan lainnya. Sehingga kita akan mudha memperkirakan KD yang harus di selesaikan bisa hanya beberapa hari saja, atau beberapa kali pertemuan saja, jika minggu efektif tersedia cukup banyak dari semua KD, telah dibagi, artinya kita bisa dengan melengkapi atau perbanyak latihan khususnya di materi kimia yang butuh banyak rumus seperti asam basa yang benar-benar diperlukan waktu yang sangat banyak agar siswa bisa lebih memahami materi tersebut. Namun jika memang dari awal.tidak diketahui mengenai gangguan atau minggu efektif diluar dugaan misalnya seperti ada sosisalisasi dari puskesmas, maka bisa digunakan LKS atay buku cetak untuk penugasan pada siswa
Unruk pertanyaan yang kedua, menurut saya untuk mencapai tujuan dan dan tujuan kurikulum itu sendiri, guru di tuntut untuk dapat menyampaikan materi dengan lengkap sesuai Kompentensi dasar yang ada dengan berbagai metode, strategi dan langlah-langkah untuk mrncapai tujuan pembelajaran. Namun dalam penyampaian materi dapat digunakan cara yang menyenangkan atau teori singkat, atau cara yang paling mudah dipahami siswa agar siswa tetap fresh dan siap materi sehingga mudah diingat, menimbanh mata pelajaran yang harus dipelajari siswa sangat banyak, jadi siswa sangat mudah sekali untuk melupakan materi, apalagi tidak berulang, atau hanya diulang dalam jangka pendek, sehingga ingatannya hanya disimpan dalam memori jangka pendek saja.
ReplyDeleteNah memori jangka pendek ini lah yang kita manfaatkan atau harus dimaksimalkan sebaik mungkin agar ada materi yang menyangkut di otak siswa.
Menurut Atkinson 1986, ada 2 penyimpanan sensoris,
1) memori jangka pendek, yang sifatnya terbatas baik dalam kapasitas maupun durasi, jika tidak diulang dalam waktu 20-30detik akan hilang, bersifat sementara inilah penyebab lupa dengan cepat, sehingga ingatan ini bisa hanya sebatas gambar dgn penjelasan, atau cukup poin-poin dari materinya saja.
2)materi jangka panjang, memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka waktu yang lebih lama namun memerlukan waktu yang lama juga dan usaha yang keras untuk menampunh informasi tersebut dalam durasi yang tak terbatas
saya setuju dengan pendapat kk melda yaitu memori jangka pendek ini lah yang kita manfaatkan atau harus dimaksimalkan sebaik mungkin agar ada materi yang menyangkut di otak siswa.
DeleteMenurut Atkinson 1986, ada 2 penyimpanan sensoris,
1) memori jangka pendek, yang sifatnya terbatas baik dalam kapasitas maupun durasi, jika tidak diulang dalam waktu 20-30detik akan hilang, bersifat sementara inilah penyebab lupa dengan cepat, sehingga ingatan ini bisa hanya sebatas gambar dgn penjelasan, atau cukup poin-poin dari materinya saja.
2)materi jangka panjang, memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka waktu yang lebih lama namun memerlukan waktu yang lama juga dan usaha yang keras untuk menampunh informasi tersebut dalam durasi yang tak terbatas
saya akan menjawab pertanyaan pertama :
ReplyDeleteBagaimana cara kalian agar alokasi waktu tepat pada sasaran, jika pada saat mengajar terjadi waktu libur dan kegiatan sekolah lainnya ?
Menurut pendapat saya alokasi waktu seharusnya sudah bisa kita perkirakan di awal dalam perangkat pembelajaran yaitu minggu efektif, program semester dan program tahunan yang berlandaskan dengan kalender pendidikan yang sudah terdapat keterangan waktu libur dan lainnya. Pengaturan waktu sangat penting karena kemampuan siswa berbeda-beda satu sama lainnya. Dengan memberikan luang bagi mereka untuk leluasa mengeksplorasi kemampuannya, maka siswa berkemampuan rendah akan dapat menyelesaikan tugas dengan tenang sehingga hasilnya tidak akan terlalu mengecewakan. Jika bertabrakan dengan jadwal libur, kembali lagi pada perancangan awal dari guru dalam melihat kalender akademik, jadi bisa mengefisiensikan waktu baik itu memadatkan materi dan memberikan tugas-tugas. Guru sebagai promotor dalam kegiatan belajar-mengajar harus mampu mempertimbangkan waktu pembelajaran. Guru harus sangat professional dalam membagi waktu pembelajaran. Mestinya kurikulum pembelajaran juga menyesuaikan kepadatan materi pembelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia. Namun jika seorang guru bijak dalam perencanaan pembelajaran maka ia bisa meminimalisir keterdesakan waktu tersebut.