Monday, November 5, 2018

Trend Internet of Things untuk pembelajaran Kimia

  17 comments
Trend Internet of Things untuk pembelajaran Kimia


Era teknologi berkembang pesat seiring dengan kebutuhan akan permasalahan yang timbul. Beragam permasalahan yang timbul ini dapat diatasi dengan teknologi , baik di bidang pendidikan, pertanian, kedokteran dan lain-lain tak lepas dari peran teknologi, teknologi yang paling dibutuhkan saat ini adalah internet. Segala sesuatu bentuk perkerjaan akan dapat diatasi dengan teknologi internet yang tidak lepas dari perangkat pendukungnya. Internet of Thing (IoT) merupakan teknologi yang menggunakan internet sebagai sarana dalam melakukan sesuatu, sistem IoT sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan seperti dalam bidang pendidikan.

Menurut analisa McKinsey Global Institute, internet of things adalah  sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk  memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga memungkinkan  mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi baru yang  diperoleh secara independen. Sedangkan menurut Wikipedia, internet of things  adalah interkoneksi yang unik antara embedded computing devices dalam  infrastruktur internet yang ada. Sebuah publikasi mengenai Internet of things in  2020 menjelaskn bahwa internet of things adalah suatu keadaan ketika menda  memiliki identitas, bisa beroperasi secara intelijen, dan bisa berkomunikasi dengan  sosial, lingkungan, dan pengguna. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa  internet of things membuat kita membuat suatu koneksi antara mesin dengan mesin,  sehingga mesin-mesin tersebut dapat berinteraksi dan bekerja secara independen  sesuai dengan data yang diperoleh dan diolahnya secara mandiri. Tujuannya adalah  untuk membuat manusia berinteraksi dengan benda dengan lebih mudah, bahkan  supaya benda juga bisa berkomunikasi dengan benda lainnya.

Cara kerja dari internet of things cukup mudah. Setiap benda harus  memiliki sebuah IP Address. IP Address adalah sebuah identitas dalam jaringan  yang membuat benda tersebut bisa diperintahkan dari benda lain dalam jaringan yang sama. Selanjutnya, IP address dalam benda-benda tersebut akan dikoneksikan  ke jaringan internet. Saat ini, koneksi internet sudah sangat mudah kita dapatkan.  Dengan demikian, kita dapat memantau benda tersebut bahkan memberi perintah  kepada benda tersebut. Sebagai contoh, jika ada speaker yang memiliki IP address  dan terkoneksi internet di Amerika Serikat, kita dapat memerintahkan speaker  tersebut untuk menyalakan musik walaupun kita berada di Indonesia. Yang kita  perlukan hanyalah koneksi internet. Menakjubkan bukan? Lalu apa hubungannya  dengan internet of things?

Setelah sebuah benda memiliki IP address dan terkoneksi dengan internet,  pada benda tersebut juga dipasang sebuah sensor. Sensor pada benda  memungkinkan benda tersebut memperoleh informasi yang dibutuhkan. Setelah  memperoleh informasi, benda tersebut dapat mengolah informasi itu sendiri,  bahkan berkomunikasi dengan benda-benda lain yang memiliki IP address dan  terkoneksi dengan internet juga. Akan terjadi pertukaran informasi dalam komunikasi antara benda-benda tersebut. Setelah pengolahan informasi selesai,  benda tersebut dapat bekerja dengan sendirinya, atau bahkan memerintahkan benda  lain juga untuk ikut bekerja. Jadi, dalam internet of things manusia akan bertindak  sebagai raja dan akan dilayani oleh benda-benda disekitarnya. Sangat menarik,  bukan?

IoT merupakan segala aktifitas yang pelakunya saling berinteraksi dan dilakukan dengan memanfaatkan internet. Dalam penggunaan nya Internet of Thing banyak ditemui dalam berbagai aktifitas, contohnya : banyaknya transportasi online, e-commerce, pemesanan tiket secara online, live streaming, e-learning dan lain-lain bahkan sampai alat-alat untuk membantu dibidang tertentu seperti remote temperature sensor, GPS tracking, and sebagainya yang menggunakan internet atau jaringan sebagai media untuk melakukannya.

Dengan banyaknya manfaat dari Internet of Things maka membuat segala sesuatu nya lebih mudah, dalam bidang pendidikan IoT sangat diperlukan untuk melakukan segala aktifitas dengan menggunakan sistem dan tertata serta sistem pengarsipan yang tepat.

Gambar Jaringan IOT

Pada gambar diatas terlihat semua aktifitas terhubung ke pusat internet dan data tersebut di simpan di server baik menggunakan data center maupun cloud computing.

Cloud computing merupakan tekonologi yang memberikan pelayanan secara luas dengan akses internet dimanapun berada, media penyimpanan cloud computing berada di internet. Cloud computing menyimpan semua data di server yang tidak tau dimana letak server tersebut. Ada 3 layanan cloud computing yang dapat digunakan yaitu
1. Software as a Service (SaaS)
Layanan cloud computing dimana pengguna dapat menggunakan aplikasi atau perangkat lunak (software) yang disediakan oleh cloud provider (penyedia jasa cloud computing). Contoh dari layanan SaaS adalah : Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud. Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail. Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged. Layanan instant messaging: Yahoo Messenger, Skype, GTalk.
2. Platform as a Service (PaaS)
Layanan yang difasilitasi oleh cloud provider untuk menyediakan platform bagi pengembangan aplikasi-aplikasi. Pengguna dapat berfokus pada pengembangan aplikasi tanpa perlu mengkhawatirkan platform aplikasi tersebut. Contoh dari layanan PaaS adalah : Amazon Web Service, Windows Azure, dan GoogleApp Engine.
3. Infrastructure as a Service (IaaS)
Pada layanan ini pengguna dapat menyewa infrastruktu yang di sediakan oleh cloud provider (unit komputasi, storage, memory, network, dan sebagainya). Pada layanan ini seluruhnya pengguna yang menentukan perangkat perangkat untuk cloud computing yang akan digunakan, jika sistem virtual di cloud tersebut menggunakan source yang besar, pengguna dapat menambahkan ram sesuai kebutuhan. Contoh dari layanan IAAS adalah : Amazon EC2,mRackspace Cloud, Windows Azure,

Tren Internet of Things di Indonesia bertumbuh sehat. Kendati pertumbuhan di sektor consumer masih belum begitu memuaskan, pemanfaatan di ranah industri tampak menunjukkan keseriusan. Efisiensi perputaran roda bisnis dalam tubuh perusahaan adalah satu alasan kuat yang mendasarinya.

Ditinjau secara umum, ekosistem IoT di Indonesia setidaknya telah unjuk gigi dengan beberapa jagoan inovasi yang berpotensi besar untuk menjadi lebih besar; inilah lima inisiasi di antaranya.

1. HARA
HARA adalah produk IoT yang dikembangkan untuk menangani permasalahan di sektor pertanian dan pangan. Produk dari Dattabot ini disiapkan untuk menanggulangi masalah potensi lahan, optimasi pertanian, dan mencegah pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Fitur utama dari produk berbasis blockchainini antara lain ialah aplikasi smartphone untuk mengambil data, web-based analytic, dan prediksi hasil panen yang disertai rekomendasi untuk para petani (misalnya, pupuk seperti apa yang perlu digunakan). Blockchain yang terdesentralisasi dinilai dapat menciptakan dampak sosial. Dattabot memulai dari sektor pangan dan pertanian, berikutnya menjalar ke sektor lainnya yang paling berdampak bagi masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan hiburan.

2. Qlue
Salah satu cita-cita startup pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat ini adalah ingin berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT, khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Disampaikan oleh CEO Qlue Rama Raditya, bahwa saat ini sudah mulai terdesain beberapa inisiatif IoT untuk smart city, misalnya pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air pollution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

3. Spekun
Telkomsel bekerja sama dengan Banopolis mengembangkan bike sharing pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi NB-IoT lewat aplikasi Spekun. Bike sharing adalah sebuah konsep layanan peminjaman sepeda kepada publik dalam jangka waktu tertentu dari satu titik lokasi ke titik lokasi lainnya. Teknologi yang diterapkan pada ekosistem sepeda kuning (Spekun) di kampus UI Depok tersebut adalah peminjaman sepeda berbasis aplikasi smartphone, dengan didampingi penyediaan tiang atau dock parkir berbasis radio-frequency identification (RFID) sehingga sepeda hanya bisa diparkirkan pada dock parkir tersebut.

Upaya Telkomsel menciptakan dalam menciptakan gebrakan tidak sebatas di Spekun saja; Telkomsel juga menunjukkan keseriusannya dengan menyelenggarakan program Telkomsel Innovation Center (TINC) dengan Forum IoT sebagai bagian dari payung besarnya, dan semua developer, startup, maupun orang-orang yang punya ketertarikan lebih di bidang IoT dapat secara gratis mengikuti kegiatan convention dan exhibition pada hari Kamis, 26 Juli 2018.

4. eFishery
eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun. Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global. Bekerja sama dengan TINC, eFishery akan mengeksplorasi pemanfaatan modul NarrowBand IoT (NB-IoT) untuk konektivitas yang lebih efektif. Hal ini sejalan dengan ekspansi pasar dengan model bisnis yang lebih matang dan validasi pasar baru akan memanfaatkan kompetensi dan jaringan konsumen luas Telkomsel. Sedikit informasi, Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah juga akan mengisi kelas di TINC 2018 Forum IoT.

5. Nodeflux
Nodeflux adalah platform dengan kemampuan komputasi terdistribusi dan juga kemampuan menyebarkan “brain”, komputasi dan kecerdasan buatan secara scalable. Di sini “brain” yang dimaksud dapat digunakan untuk implementasi pada pengolahan seperti Big Data, IoT dan Machine Learning.

Memadukan antara teknologi Artificial Intelligence, Machine Learning dan Deep Learning di area Computer Vision, Nodeflux dianggap dapat diimplementasikan untuk beberapa sektor bisnis, seperti pemantauan persediaan barang di sektor retail dan pengelolaan sistem parkir pada bisnis properti.

Para peneliti memprediksi pada tahun 2020 akan ada 200 miliar benda  yang terkoneksi dengan internet dan menjalankan fungsinya sebagai internet of  things. Jadilah bagian dari sejarah dan mulailah mengembangkan internet of things  dari sekarang!

berdasarkan hal tersebut kita bisa membuat pembelajan kimia dengan memanfaatkan IOT seperti jam tangan yang memiliki sensor kesehatan terhadap gejala stress saat belajar, sehingga secara otomatis jam tersebut akan mengeluarkan bunyi untuk merilekskan otak kita dan juga hal ini bisa dipadukan dengan AI. Maka jam tersebut kita bisa memodifikasikan dengan menampilkan layar secara hologram, misal untuk mencari materi atau menentukan proyek kimia secara secara cepat dan tepat serta memberikan gambaran langsung terhadap proyek tersebut.

berdasarkan hal tersebut Trend Internet of Things untuk pembelajaran Kimia apa yang akan anda buat? berikan alasan kenapa anda memberikan ide tersebut? manfaat apa yang ditimbulkan dai produk yang anda buat tersebut?

17 comments :

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Menurut saya, penerapan IoT dalam pembelajaran kimia adalah digunakannya sarung tangan Lab yang dapat digunakan dalam proses praktikum. Jadi, sarung tangan safety mampu menganalisis jenis larutan yang tersentuh baik secara langsung atau tidak langsung (melalui sistem sensor IoT) dimana dapat mendeteksi nama dari jenis larutan, serta bahaya atau tidaknya larutan tsb dan menjelaskan manfaat dari larutannya.

    Alasan saya memberikan ide tsb, karena sering kali pada saat praktikum khususnya dalam pembelajaran kimia. Siswa cenderung tidak memperdulikan bahaya dari bahan kimia yang ada disekitar mereka, sehingga terkadang ada saja yang mengalami iritasi kulit setelah melakukan praktikum dengan bahan bahan di labor.

    Manfaatnya siswa menjadi tahu nama-nama bahan kimia berserta tingkat berbahaya nya dan manfaatnya dalam proses pelarutan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas tanggapannya, saya setuju dengan ide karena sering kali pada saat praktikum khususnya dalam pembelajaran kimia. Siswa cenderung tidak memperdulikan bahaya dari bahan kimia yang ada disekitar mereka, sehingga terkadang ada saja yang mengalami iritasi kulit setelah melakukan praktikum dengan bahan bahan di labor.

      Delete
    2. saya setuju dengan pendapat rifanny salah satu contoh penerapan IoT dalam pembelajaran kimia adalah sarung tangan Laboratorium, ini sangat membantu dalam pelaksanaan praktikum dilaboratorium, sarung tangan safety mampu menganalisis jenis larutan yang tersentuh baik secara langsung atau tidak langsung (melalui sistem sensor IoT) dimana dapat mendeteksi nama dari jenis larutan, serta bahaya atau tidaknya larutan tsb dan menjelaskan manfaat dari larutannya. Siswa cenderung tidak memperdulikan bahaya dari bahan kimia yang ada disekitar mereka, sehingga terkadang ada saja yang mengalami iritasi kulit setelah melakukan praktikum dengan bahan bahan di labor.Manfaatnya siswa menjadi tahu nama-nama bahan kimia berserta tingkat berbahaya nya dan manfaatnya dalam proses pelarutan.

      Delete
  3. menanggapi permasalahan kak tri tentang IoT apa yang dapat saya buat dalam pembelajaran kimia yaitu melalui penerapan sistem belajar mengajar di kelas dengan siswa yang dilengkapi gelang pintar dan terhubung kedalam sistem manajemen siswa atau sekolah, seorang guru dapat mengetahui kondisi siswa tersebut mulai dari denyut jantungnya bahkan mungkin perasaan siswa saat gelisah menghadapi materi kimia tertentu yang menurutnya sulit dipahami. Melalui informasi yang didapat semua perangkat yang terhubung dari siswa, server, sistem memudahkan guru. memberikan pendampingan secara personal, efektif dan tepat sasaran sesuai kondisi siswa. Hal ini jika diintregasikan secara lebih luas semisal melalui portal-portal pendidikan nasional dengan data yang diagregasi dari program pendataan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) akan dihasilkan sistem pendidikan yang cerdas dimana unit terkecil dalam obyek pendidikan seperti siswa akan mudah untuk dipantau dan dilacak kondisi serta keberdaannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. apakah itu efektif terhadap pembelajaran kimia?

      Delete
    2. sependapat dengan fira bahwa seorang guru dapat mengetahui kondisi siswa tersebut mulai dari denyut jantungnya bahkan mungkin perasaan siswa saat gelisah menghadapi materi kimia tertentu yang menurutnya sulit dipahami. Melalui informasi yang didapat semua perangkat yang terhubung dari siswa, server, sistem memudahkan guru. memberikan pendampingan secara personal, efektif dan tepat sasaran sesuai kondisi siswa.

      Delete
  4. saya akan mencoba menjawab pertanyaan tri,Trend Internet of Things untuk pembelajaran Kimia apa yang akan anda buat?

    menurut saya jika saya diberi kesempatan untuk mendesain suatu pembelajaran berbasis IOT maka yang ingin saya ciptakan yakni aplikasi chemoenviro-virtual lab dengan menggunakan konsep hologram, yang bisa digunakan oleh siswa dimanapun dan kapanpun. yakni dengan menekan satu tombol dan mengarahkan kamera handphone yang dimiliki siswa ke pemandangan disekitarnya, siswa bisa mengetahui kaitan antara fenomena yang terjadi dilingkungan dengan kimia. dengan demikian maka siswa tidak hanya tahu teori tetapi juga tahu aplikasi dan implikasinya dikehidupan

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih atas idenya, saya setuju dengan ide yang diberikan kk rini mendesain suatu pembelajaran berbasis IOT maka yang ingin saya ciptakan yakni aplikasi chemoenviro-virtual lab dengan menggunakan konsep hologram, yang bisa digunakan oleh siswa dimanapun dan kapanpun. yakni dengan menekan satu tombol dan mengarahkan kamera handphone yang dimiliki siswa ke pemandangan disekitarnya, siswa bisa mengetahui kaitan antara fenomena yang terjadi dilingkungan dengan kimia. dengan demikian maka siswa tidak hanya tahu teori tetapi juga tahu aplikasi dan implikasinya dikehidupan

      Delete
    2. Ia saya juga sependapat, inilah yang dimaksud perkembangan IoT itu untuk mempermudah bukan untuk menggantikan manusia.
      mempermudah siswa memahami materi yang tidak konkrit menjadi lebih realita.

      Delete
  5. Contoh IoT yang akan saya buat dalam pembelajaran kimia, seperti pembelajaran kimia yang pembalajarannya melalui pratikum, saya ingin mendesain bebuah AI dalam bentuk virtual lab (berbasis komputer) dengan sambungan internet yang dapat. virtual tersebut dapat disambungkan dengan alat kontrol yang diciptakan/didesain. alat kontrol tersebut dapat dibuka melalui hp guru. virtual lab dapat digunakan siswa dimana saja dan memiliki sambungan internet. siswa dapat dinilai dari kinerjanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan/didesain. kinerja siswa dan jawab pertanyaan-pertanyaan yang diselesaikan oleh siswa dapat dikontrol oleh guru melalui hp/smartphone.
    manfaatnya siswa tidak pelu melakukan pratikum disekolah, tapi dapat melakukan pratukum dimana saja dan dapat langsung dikontrol oleh guru. sehingga dapat menghemat waktu pembelajaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan ide anda. akan tetapi jika siswa tidak pelu melakukan pratikum disekolah, berarti nilai psikomotornya dapat dinilai dari mana?

      Delete
    2. bisa kita lihat dari pengamatan dia pada saat dia mengamati video praktikum dalam bentuk virtual leb tersebut.

      Delete
  6. Saya ingin menciptakan sebuah lab pintar. Dimana siswa tidak lagi secara langsung menyentuh zat zat berbahaya karena semua alat yang ada di dalam lab sudah tersystem dan adanya sensor IoT yang mengkomunikasikan mesin antara mesin. Kemudian juga akan menggunakan hologram dimana siswa bisa melihat langsung dan menyentuh langsung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju dengan saudari dian bahwa di bidang kimia sebenarnya yang paling dibutuhkan yaitu seringnya praktikum atau menunjukkan bentuk/ contoh real dari materi tersebut bukan hanya sekedar simbol, sehingga adanya lab pintar jika memang itu mengenai bahan berbahaya siswa tidak perlu bersentuhan langsung namun bisa tampak jelas realnya, baik bentuk bahan, bau dan warnanya. sedangkan reaksi dapat dilihat bentuknya dari hologram saat diklik suatu reaksi itu proses apa yang terjadi

      Delete
  7. menurut saya tidak, contohnya saja seperti siri dimana siri merupakan Asisten yang diaktifkan sebagai suara perempuan ramah berinteraksi dengan pengguna dalam rutinitas sehari-hari. Dia membantu Anda menemukan informasi, mendapatkan petunjuk arah, mengirim pesan, melakukan panggilan suara, membuka aplikasi, dan menambahkan acara ke kalender. didalam pembelajaran kimia kita bisa membuat sebuah platform atau chatbot dimana nantinya siswa dapat berinteraksi dgn bot yg sdh kita buat dan membantu mereka untuk menyelesaikan tugas" kimia. kita juga bisa membuat sebuah web bot yg dpt diakses siswa untuk mencari informasi mengenai pembelajaran kimia
    saya rasa lebih ke sering, meskipun memang ada beberapa kekurangan pada AI seperti mahal dan susah dalam pengembangannya. namun, AI ini benar" membantu manusia dlm menyelesaikan tugas dgn kelebihan AI yg lainnya

    ReplyDelete
  8. saya sependapat dengan saudari rifanny, hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan praktikum dilaboratorium. selain itu penggunaan kacamata hologram juga bisa dimanfaatkan dengan menambahkan fitur yang mampu mengidentifikasi bahaya zat dilaboratorium. sehingga siswa lebih berhati-hati. namun, ini dibuthkan jika siswa melaksanakan praktikum dilabor.



    ReplyDelete

dvdvdvdvd