Inovasi Sintak Model Pembelajaran PJBL dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Inovasi Sintak Model Pembelajaran PJBL
dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Penerapan pembelajaran berbasis proyek sangat realistis untuk pembelajaran sains yang memerlukan kerja praktik seperti kimia. Penerapan metode pembelajaran berbasis proyek ini mendukung tercapainya konsep belajar mandiri, yang meliputi peserta didik belajar atas inisiatif sendiri dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menetapkan strategi belajar serta mengevaluasi hasil belajar.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu (Wena, 2012):
a. Tahap perencanaan pembelajaran proyek
Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat penting sehingga harus disusun secara sistematis agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2) Menganalisis karakteristik peserta didik
3) Menentukan topik yang akan dibahas
4) Merumuskan strategi pembelajaran
5) Membuat lembar kerja
6) Merancang kebutuhan sumber belajar
7) Menetapkan rancangan penilaian
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran proyek
Pada tahap pelaksanaan, peserta didik diharapkan dapat menerapkan berbagai keterampilan yang telah dipelajarinya dalam suatu tugas nyata yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu:
1) Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan
2) Menjelaskan tugas proyek
3) Mengelompokkan peserta didik sesuai dengan tugas masing-masing
4) Mengerjakan proyek
c. Tahap penilaian/evaluasi pembelajaran proyek
Pada tahap ini, pendidik melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning (PBL) sebagai The George Lucas Foundation terdiri dari:
- Dimulai dengan pertanyaan yang essensial, mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
- Perencanaan aturan pengerjaan proyek, berisi tentang aturan main serta pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintergrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
- Membuat jadwal aktivitas secara kolaboratif dalam menyelesaikan proyek.
- Guru memonitoring perkembangan proyek siswa dengan cara menfasilitasi siswa dalam setiap proses penyelesaian proyek.
- Penilaian hasil kerja siswa untuk membantu peserta didik dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu peserta didik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
- Evaluasi pengalaman belajar siswamana yang dikembangkan oleh
Pada model PjBL ini membuat projek-projek yang menghendaki siswa untuk, (1) memecahkan masalah nyata dan isu-isu yang memiliki kepentingan untuk orang lain; (2) secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka dan memilih hal-hal penting selama projek; (3) menunjukkan secara nyata bahwa mereka telah belajar konsep-konsep kunci dan keterampilan. Projek memberikan kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan bukti yang dapat diamati bahwa mereka telah menguasai standar kurikuler ketat karena mereka menerapkan pembelajaran mereka dan memecahkan masalah di tangan. Projek dan pameran juga memberikan bukti yang luas dari proses kerja dan pembelajaran berlangsung sendiri (Addiin, 2014).
Berpikir Kreatif
Bentuk terwujudnya tes keterampilan berpikir kreatif dalam pendidikan yaitu, munculnya hasil penelitian yang dipublikasikan. Berdasarkan penelitian La Moma (2015:32), tes kemampuan berpikir kreatif dapat disusun dalam bentuk uraian berdasarkan kriteria berpikir kreatif dan materi ajar yang dipelajari peserta didik. Dalam memvalidasi tes dilakukan oleh pendidik dan pakar pendidikan. Kemudian dilakukan revisi sesuai dengan saran-saran dari para penimbang dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Para penimbang juga diminta untuk menimbang validitas isi tes berdasarkan tingkat kesesuaian soal dengan tujuan yang ingin diukur, kesesuaian soal dengan kriteria berpikir kreatif, kesesuaian soal dengan materi ajar, dan kesesuaian soal dengan tingkat kesulitan peserta didik.Indikator berpikir kreatif
E. Paul Torrance dalam Davis (2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
E. Paul Torrance dalam Davis (2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
- Fluency adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide verbal non verbal dalam merespon masalah yang tidak memiliki satu jawaban benar.
- Fleksibelity adalah kemampuan untuk mengambil pendekatan berbeda untuk suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori berbeda, atau melihat masalah dalam perspektif berbeda.
- Originality itu berarti keunikan, ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan atau cara berpikir yang unik.
- Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan, dan bahkan menerapkan ide.
- Transformasi berarti kreativitas, merubah satu ide atau objek lain dengan melakukan modifikasi, mengkombinasi, atau dengan melihat makna baru, dampak, penerapan, atau adaptasi ke pengguna baru.
Berdasarkan hasil penelitian Siswono (2011:549) tingkatan paling tinggi pada berpikir kreatif terletak pada aspek kebaruan, kemudian fleksibilitas dan aspek paling sedikit adalah kefasihan. Novelty atau kebaruan ditempatkan pada posisi tertinggi karena merupakan ciri utama untuk menilai produk pemikiran kreatif. Fleksibilitas ditempatkan sebagai posisi penting berikutnya karena mengacu pada produksi beberapa gagasan yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah tugas. Kefasihan diindikasikan saat peserta didik dengan lancar menghasilkan ide berbeda yang sesuai dengan pertanyaan tugas. Rahmi (2016:68) dalam penelitiannya menyatakan bahwa aspek fluency memiliki tingkat persentase tertinggi dari aspek flexibility dan novelty. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kita bisa membuat piramida berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif seperti pada gambar di bawah ini (Siswono (2011:549) dan Rahmi (2016:68):
Munandar (2012:192) berpendapat untuk mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu adanya penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif. Di bawah ini merupakan penilaian dan perilaku peserta didik yang diharapkan.
Berdasarkan pemaparan di atas, menurut saya model ini cocok untuk dikombinasi dengan berpikir kreatid, sehingga langkah-langkahnya dapat dilihat pda tabel di bawah ini
1. menurut pendapat kalian apakah inovasi yang telah saya buat sudah efektif dan sudah lebih baik dari sintaks PJBL sebelumnya ?
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Tujuan pembelajaran
|
Sintak
PJBL
|
Inovasi Sintak PJBL
|
Indikator Berpikir Kreatif
|
Kegiatan PJBL
|
|
Guru
|
Siswa
|
||||||
2.1
Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,
jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan
serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2
Menunjukkanperilaku
kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3
Menunjukkan perilaku
responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan
3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
4.13 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
untuk menentukan sifat larutan penyangga.
|
4.13.1. Merancang percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga
4.13.2. Melakukan percobaan untuk menentukan
sifat larutan penyangga
4.13.3. Menyimpulkan percobaan untuk
menentukan sifat larutan
4.13.4. Menghitung pH
larutan penyangga berdasarkan hasil percobaan
4.13.5. Menyajikan hasil percobaan untuk
menentukan sifat larutan penyangga
|
1.
Memperoleh
informasi tentang pengertian larutan penyangga
2.
Siswa
dapat menjelaskan prinsip larutan penyangga
3.
Siswa
dapat merancang dan melakukan, percobaan untuk menentukan sifat larutan
penyangga dengan menggunakan indikator
4.
Siswa
dapat merancang dan melakukan percobaan untuk mengetahui sifat larutan
penyangga atau larutan yang bukan penyangga dengan penambahan sedikit asam
atau basa atau bila diencerkan
5.
Siswa
dapat menentukan pH larutan penyangga melalui perhitungan
6.
Siswa
dapat menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga
|
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start
With the Essential Question)
|
Penentuan pertanyaan
mendasar dari mengamati fenomena yang terjadi dilingkungan sehari-hari
terkait dengan larutan penyangga
|
Berpikir Lancar
·
Peserta didik dapat memberikan lebih dari satu
jawaban serta memberikan berbagai contoh larutan penyangga dalam kehidupan
sehari-hari
Berpikir Luwes
· Peserta didik mempu memunculkan pertanyaan yang bervariasi
berdasarkan contoh-contoh yang diberikan
Berpikir Orisinal
· Peserta didik mampu menemukan
ide pengembangan proyaknya
|
· Guru memberikan pertanyaan esensial
terkait masalah nyata dan dapat
dilihat dalam kehidupan sehari-hari atau
guru menampilkan suatu objek yang mampu memunculkan berbagai pertanyaan.
Misalnya bagaimana darah dapat mempertahankan PH nya? dan mengapa obat tetes
mata harus sama dengan pH dalam mata manusia? Bagaimana jika pHnya dibuat
berbeda.
· Guru memberikan pertanyaan yaitu berikan
contoh lainnya?
· Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
· Guru membimbing siswa agar memunculkan
gagasan/ide terkait proyek yang akan dilakukan
|
· Siswa
memberikan berbagai jawaban
· siswa
mengidentifikasi masalah yang diberikn guru dan membuat rumusan masalah dalam
bentuk berbagai pertanyaan yang menjadi dasar/ide pengembangan proyek
· Siswa
bergabung dalam kelompok
|
Mendesain
Perencanaan Proyek (Design a Plan for
the Project)
|
Mendesain perencaan proyek berdasarkan ide yang telah
ditentukan dan dibantu dengan literatur yang ada
Serta berdiskusi kepada guru untu menyetujui terkait proyek
yang akan dilakukan
|
Berpikir Orisinal
· Peserta didik mampu mengemukakan idenya dalam bentuk rancangan mereka
sendiri
Berpikir terperinci
· Peserta didik mampu merancang
proyek secara sistematis
|
· Guru
secara kolaboratif dengan siswa mulai merancang proyek
|
· Siswa
secara kolaboratif baik dengan anggota kelompok dan guru mulai merancang
proyek
|
|||
Menyusun Jadwal (Create a
Schedule)
|
Menyusun jadwal
dengan memperhatikan rincian kegiatan terhadap waktu pembelajaran serta
menyusun alat dan bahan yang diperlukan
|
Berpikir terperinci
·
Peserta didik mampu menyusun jadwal secara sistematis
|
· Guru memfasilitasi siswa menyusun jadwal
kegiatan proyek.
· Guru bersama siswa menyepakatai jadwal
agar guru dapat melakukan monitoring proyek
· Guru membuat instrumen penilaian proyek siswa
|
· Siswa bersama guru membuat timeline penyelesaian proyek
|
|||
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
|
Memonitor peserta didik dan kemajuannya dibantu dengan
tabel monitoring proyek
|
Berpikir Luwes
· Peserta didik mampu menerapkan suatu konsep dari literatur yang
diaplikasikan ke proyek dengan cara yang berbeda-beda. Misal melihat pengaruh
dari perubahan volume
Berpikir Orisinal
· Peserta didik mampu memikirkan masalah-masalah atau hal yang tak pernah
terpikirkan orang lain
Berpikir terperinci
· Peserta didik mampu melaksanakan proyek secara
sistematis
|
· Guru
memonitor dan membantu aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek
· Guru
merekam keseluruhan aktivitas yang penting menggunakan instrumen yang
ada
|
· Siswa mulai melaksanakan proyek
sesuai dengan rancangan sebelumnya.
· Siswa berdiskusi bersama guru mengenai
kemajuan serta hambatan yang dihadapi selama melaksanakan proyek
|
|||
Menguji Hasil (Assess the Outcome)
|
Menguji hasil dengan
cara dipresentasikan kepada orang lain atau dalam bentuk pameran produk
|
Berpikir terperinci
·
Peserta didik mampu melaporkan hasil proyek secara terperinci
Berpikir Lancar
·
Peserta didik dapat memberikan lebih dari satu
jawaban dari yang guru tanyakan
Berpikir Orisinal
· Peserta didik mampu menemukan kesimpulannya sendiri terkait larutan
penyangga
|
· Guru menilai pencapaian proyek
berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
· Guru mencari kelemahan proyek dan
memberikan saran perbaikan
|
· Siswa melaporkan hasil proyek yang
dilakukan secara terperinci
· Siswa
memperbaiki proyek berdasarkan pendapat atau kritik dari anggota kelompok
lain ataupun pendapat guru
|
|||
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate
the Experience)
|
Mengevalusi pengalaman dengan cara indivi maupun kelompok
|
Berpikir Luwes
· Peserta didik mampu mengemukakan pengalamannya selama proyek dengan
beragam
|
· Guru
berdiskusi bersama siswa untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap
pertama pembelajaran.
· Guru dan siswa melakukan refleksi diri
selama pelaksanaan proyek sehingga proyek berikutnya lebih berhasil
|
· Siswa
berdiskusi bersama guru mengungkapkan pengalamanya selama menyelesaikan
proyek sehingga
mampu menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran
· Siswa dan guru melakukan refleksi diri
selama pelaksanaan proyek
|
2. apakah inovasi sintaks PJBL ini sudah cocok untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
3. apa saran dan pendapat kalian terhadap inovasi yang sudah saya buat?
Menurut saya sintaks inovasi yang saudari buat sudah baik dan bagus, untuk keefektifan seperti yang kita ketahui perlu uji coba penerapan terlebjh dahulu, namun ada sedikit yang perlu saya bahas karena memang posisiny menurut saya masih kurang atau saya yang belum bisa mengartikan, ditahap akhir atau paking bawah masih kurangnya penguatan dari guru, bahwa memang kita boleh membahas, mengoreksi pendapat, namun tetap harus ada pengoreksian dan pembenaran dari persepsi yang menjawab permasalahan dan koreksi yang terbaik hasil percobaan atau ranngan tersebut. Sehingga siswa tidak menjadi miskonsepsi pada materi tersebut.
ReplyDeletesependapat dengan melda bahwa sintaks inovasi yang tri buat sudah baik dan bagus, untuk keefektifan seperti yang kita ketahui perlu uji coba penerapan terlebjh dahulu, namun ada sedikit yang perlu saya bahas karena memang posisiny menurut saya masih kurang atau saya yang belum bisa mengartikan, ditahap akhir atau paking bawah masih kurangnya penguatan dari guru, bahwa memang kita boleh membahas, mengoreksi pendapat, namun tetap harus ada pengoreksian dan pembenaran dari persepsi yang menjawab permasalahan dan koreksi yang terbaik hasil percobaan atau ranngan tersebut
Deletesaya sependapat dengan teman-teman bahwa sintaks inovasi yang tri buat sudah baik dan bagus, untuk keefektifan seperti yang kita ketahui perlu uji coba penerapan terlebjh dahulu, namun ada sedikit yang perlu saya bahas karena memang posisiny menurut saya masih kurang atau saya yang belum bisa mengartikan, ditahap akhir atau paking bawah masih kurangnya penguatan dari guru, bahwa memang kita boleh membahas, mengoreksi pendapat, namun tetap harus ada pengoreksian dan pembenaran dari persepsi yang menjawab permasalahan dan koreksi yang terbaik hasil percobaan atau racangan tersebut
DeleteMenurut saya inovasi yang kak tri buat sudah baik dan bagus, namun untuk masalah keefektifan dari sintak model menurut saya tidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat kefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak, apa yang harus dikurang atau ditambah
ReplyDeletesaya sependapat dengan saudari rini dimana inovasi ini sudah bagus, secara teori seharusnya ini efektif, tapi alangkah baiknya kita implementasikan dahulu dengan demikian kita bisa melihat keefektifannya.
DeleteMenurut saya sintaks yang tri buat sudah cukup bagus, namun disini belum terlihat inovasinya oleh saudari tri. Belum terlihat karena sintaks inovasi dan sintak PJBL sebelumnya telihat sama saja dan tidak tidak ada perubahan. Dan menurut saya disini belum bisa menilai apakah lebih efektif atau tidak karena untuk sintaks PJBL sebelumnya hanya berupa sintaks umum yang tidak dijabarkan sehingga untuk menguji keefektifannya perlu dilakukan eksperimen menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Atau diamati disetiap pertemuannya.
ReplyDeletemenurut saya, sintaks yg tri buat sudah bagus dgn adanya pendekatan ke kehidupan sehari" pada awal sintaks. dan kesepadanan antara indikator berpikir kreatif dan model PjBL Ini juga sudah tergambarkan dan tinggal di aplikasikan saja nanti pada pembelajaran.
ReplyDeletemodel yang sudah dimodifikasi harus sesuai dgn keterampilan apa yang ingin dicapai. cocokkah dgn tujuan ketercapaian pembelajaran atau tidak. dan untuk memperkuat asumsi dari keefektifan model tsb, saya setuju dgn teman" bahwa harus diujicobakan sehingga terlihat secara signifikan model pjbl kontekstual atau pjbl inovasi yg memberikan dampak secara nyata pada berpikir kreatif siswa.
menurut saya inovasi sintak pjbl yang kak tri buat sudah dapat menimbulkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena permasalahan yang di ajukan kepada siswa merupakan contoh permasalahan yang terjadi pada dirinya, lalu disini guru juga banyak membimbing dan menjadi fasilitator siswa dalam melakukan kegiatan proyeknya. sedikit saran dari saya hendaknya diatas tabel sebelum menampilkan inovasi sintak diberitahukan terlebih dahulu inovasi sintak ini ditujukan kepada siswa yang seperti apa, apakah kepada siswa SMA atau SMK atau yang lainnya, lalu akan lebih baiknya juga bila dituliskan materinya tentang apa. selanjutnya pada bagian Guru mencari kelemahan proyek siswa, disini akan lebih baik jikalau guru hanya membimbing siswa untuk mencari sendiri kelemahan dari proyek yang telah dibuatnya kemudian mendiskusikan dengan kelompoknya sendiri tentang solusi penyelesaiannya, hal ini tentu lebih meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
ReplyDeletesaya akan mencoba menjawab pertanyaan tri, apakah inovasi sintaks PJBL ini sudah cocok untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
ReplyDeletemenurut saya, dibandingkan dengan kemampuan berpikir lain kemampuan berpikir kreatif sangat cocok dengan model pembelajaran PJBL, apa yang sudah tri modifikasi menurut saya sudah cukup baik, kegiatan siswa dan guru tergambar secara detail dalam hasil modifikasi, namun alangkah lebih baiknya jika siswa tidak hanya berproyek tapi juga diberikan soal esai dengan permasalahan berbeda agar siswa dapat bernalar sesuai dengan indikator berpikir kreatif karena pada kegiatan pembelajaran kan siswa diminta berproyek berkelompok sedangkan dengan pemmberian tugas esai siswa akan dapat bernalar secara individual dan lebih orisinil.
Saya sependapat dengan teman temana. Dan sintak yg kk tri bikin sudah bagus dan cocok dgn kemampuan berpikir krearif namun Untuk saran lebih baik jika kk lebih perjelas lagi permasalahan yg ada di dalam kehidupan sehari hari itu maksudnya apa. Sehingga untum pembaca dan pemakai nya pun tidak keliru.
ReplyDeleteSaya sependapat dengan teman2 sekalian jika sintaks inovasi yang dibuat oleh saudari tri sudah baik dan bagus ,
ReplyDeleteKarena untuk model pjbl memang bagus disandingkan dengan berpikir kreatif, kegiatan siswa dan guru tergambar secara detail dengan proyek2mandiri yang dilakukan oleh siswa untuk mengasah kemapuan berpikir kreatif siswa.
Dan juga untuk keefektifan tiidak bisa langsung kita bilang efektif atau tidak efektif karna disini kita melihat keefektifan nya jika telah melakukan proses dilapangan nah setelah itu barulah kita bisa menilai apakah efektif atau tidak,
menurut saya inovasi sintaks PJBL ini sudah cocok untuk memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena kegiatan siswa dan guru tergambar secara detail dalam hasil modifikasi.
ReplyDeleteInovasi sintaks model PjBl sudah bagus, saran saya : buat 2 kali pertemuan untuk lebih efektifnya pembalajaran menggunakan model PJBL.
mnurut saya sintak yang dibuat sudah cukup bagus. untuk kefektifitasnya sendiri harus diujicoba dahulu baru bisa dilihat kemampuannya dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif.
ReplyDeletesaya menyarankankan agar pada materi ini ditambahkan evaluasi antar kelompok, sehingga siswa bisa mengkomunikasikan hasil proyeknya dengan kelompok lain