Wednesday, September 19, 2018

Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum (Epistemologi)

  24 comments

Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum (Epistemologi)

Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang “baik”, yang ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut negara, juga guru, orang tua, masyarakat, dan bahkan dunia. Perbedaan filsafat dengan sendirinya akan menimbulkan perbedaan dalam tujuan pendidikan, bahan pelajaran, cara mengajar, dan cara menilai. Pendidikan di negara otokratis akan berbeda dengan negara yang demokratis, pendidikan di negara yang menganut agama Budha akan  berlainan dengan pendidikan di  negara yang memeluk agama  Islam atau Kristen. Kurikulum tak dapat tiada mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat bangsa dan negara, terutama dalam nenentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus  dicapai melalui pendidikan formal.
Istilah filsafat adalah terjemahan dari bahasa Inggris  “phylosophy” yang berasal dari perpaduan dua kata Yunani Purba “philien” yang berarti cinta (love), dan “sophia” (wisdom) yang berarti kebijaksanaan. Jadi secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan  atau love of wisdom (Redja Mudyahardjo, 2001:83). Secara operasional filsafat mengandung dua pengertian, yakni sebagai proses (berfilsafat) dan sebagai hasil berfilsafat (sistem teori atau pemikiran). Dua dari lima definisi filsafat yang dikemukakan Titus menunjukkan pengertian di atas: “Phylosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry; … philosophy
is a group of theories or system of thought”  (Kurniasih dan Tatang Syaripudin, 2007:73). Dalam kaitannya dengan definisi filsafat sebagai proses, Socrates mengemukakan bahwa filsafat adalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Berdasarkan luas lingkup yang menjadi objek kajiannya, filsafat dapat dibagi dalam dua cabang besar, yaitu: 1)  Filsafat Umum atau Fisafat Murni, dan 2) Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan.
Cabang Filsafat Umum terdiri atas:
1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1) metafisika umum atau ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi (hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat (hakikat manusia).
2)  Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber pengetahuan, metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif).
3)    Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan). Cabang-cabang filsafat khusus atau filsafat terapan, pembagiannya didasarkan pada kekhususan objeknya antara lain: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat ilmu, filsafat religi, filsafat moral, filsafat ilmu, dan filsafat pendidikan.

Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan, beserta sumber, jenis, dan batasannya. Epistemologi dapat juga dikatakan sebagai teori dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang asal, struktur, metode, dan absahan dari ilmu-ilmu pengetahuan. Epistemologi, (dari bahasar Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/ pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. epistemologi berhubungan dengan tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan. Menurut Ron Kurtus, Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan, beserta sumber, jenis, dan batasannya. Epistemologi dapat juga dikatakan sebagai teori dari ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang asal, struktur, metode, dan absahan dari ilmu-ilmu pengetahuan.
Secara historis istilah epistemologi digunakan pertama kali oleh J.F. Ferrier untuk membedakan dua cabang filsafat, ontologi (metafisika umum) dan epistemologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani “episteme” (pengetahuan) dan “logos” (ilmu/teori). Menurut Adrah (2010), epistemologi (filsafat pengetahuan) adalah cabang filsafat yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu pengetahuan. Ciri filsafat pengetahuan adalah mencari sebab musabab dengan bertitik tolak pada gejala–gejala pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat dan jenis pengetahuan, misalnya apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan lazimnya disebut sebagai teori pengetahuan atau “theory of knowledge”. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode serta keabsahan pengetahuan.
Epistemologi membahas ruang lingkup dan batas-batas pengetahuan menyangkut teori pengetahuan yang memiliki makna bahwa epistemologi adalah sebagai landasan tentang pengetahuan (Adrah, 2010). Parmono (1985), seperti dikutip dalam Adrah (2010), mengemukakan persoalan epistemologi (epistemological problem) yaitu persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pengetahuan, kepastian pengetahuan, teori-teori pengetahuan, konsistensi pengetahuan. Landasan epsitemologi menjawab pertanyaan bagaimana cara mendapatkan pengetahuan.
Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain dalam hubungannya dengan dasar kurikulum yaitu menyangkut materi yang bagaimana serta bagaimana cara menyampaikan pengetahuan kepada anak didik disekolah. Pertanyaan mengenai mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan juga merupakan penerapan epistemologi dalam bidang pendidikan. Beberapa contoh lain adalah menyangkut pertanyaan berikut: metode mana yang paling tepat digunakan dalam proses pendidikan? Dengan sistem pendidikan yang mana kegiatan pendidikan dilaksanakan untuk mendapatkan nilai pendidikan yang benar?. Bagaimana penerapan epistemologi dalam kimia?
Menurut Redja Mudyahardjo (1989) terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu: Idealisme,  Realisme, dan Pragmatisme. Redja Mudyahardjo  (2001) merangkum konsep-konsep ketiga aliran filsafat tersebut dan implikasinya terhadap pendidikan sebagai berikut:
1)             Idealisme

Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai  akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya sampai pada tingkat pendapat.
2)             Realisme
Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan diperoleh melalui penginderaan dengan menggunakan pikiran. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
3)             Pragmatisme
Epistemologi (hakikat pengetahuan): Pengetahuan bersifat relatif dan terus berkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata berguna bagi kehidupan.

Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain dalam hubungannya dengan dasar kurikulum yaitu menyangkut materi yang bagaimana serta bagaimana cara menyampaikan pengetahuan kepada anak didik disekolah. Pertanyaan mengenai mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan juga merupakan penerapan epistemologi dalam bidang pendidikan. pertanyaan sebagai berikut: metode mana yang paling tepat digunakan dalam proses pendidikan? Dengan sistem pendidikan yang mana kegiatan pendidikan dilaksanakan untuk mendapatkan nilai pendidikan yang benar?. Bagaimana penerapan epistemologi dalam kimia?

24 comments :

  1. saya rasa kita tidak bisa menentukan sesuka hati metode yang digunakan dalam pembelajaran. pertanyaannya harus spesifik, karna dalam satu materi pembelajaran saja terdapat beberapa model dan metode yang dapat kita gunakan. kita harus tau karakteristik dari materi, kebutuhan siswa, sarana prasarana di sekolah baru bisa kita tentukan metode apa yang dpt kita gunakan dalam mengajar ataupun dalam memproses pendidikan.

    ReplyDelete
  2. pertanyaan ini dibuat secara umum, agar responden bisa mencontohkan ke materi kimianya

    ReplyDelete
    Replies
    1. jika memang seperti itu kita dapat melihatnya dari kurikulum apa yang digunakan. dalam k13 misalnya pendekatan yang digunakan adalah scientific approach, dgn membawakan pembelajaran pada student centered learning. jika kita kembali pada proses pendidikan seperti apa yang ingin kita capai, kiTa bisa memprediksi pendekatan, metode, strategi, dll.

      Delete
    2. saya sependapat dengan saudari Rina, selain itu kita juga memperhatikan karakteristik materi dan karaktristik siswanya.

      Delete

  3. Jenis pengetahuan selalu mempunyai ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (estimologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan, tidak mungkin bahasan estimologi terlepas sama sekali dari ontology dan aksiologi. Apalagi bahasan yang didasarkan model berpikir sistematik, justru ketiganya harus senantiasa dikaitkan.

    Mempelajari ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia belaka, akan tetapi ilmu kimia dapat pula memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakikat materi serta perubahannya, menanamkan metode ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan, dan memupuk ketekunan serta ketelitian bekerja.

    Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu.

    aspek ontologi dari ilmu kimia adalah:
    Konsep kimia, yang berarti kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu materi
    Objek studi dari ilmu kimia adalah zat atau materi.

    Epistimologi ilmu adalah berbicara tentang bagaimana ilmu itu diperoleh dan dikembangkan. Ilmu kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya ilmu kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

    Ilmu kimia dikembangkan oleh ahli kimia untuk menjawab pertanyaan “apa” dan “mengapa” tentang sifat materi yang ada di alam. Pengetahuan yang lahir dari upaya untuk menjawab pertanyaan “apa” merupakan suatu fakta bahwa sifat-sifat materi yang diamati sama oleh setiap orang akan menghasilkan pengetahuan deskriptif yang diperoleh dengan merancang percobaan dan melakukan eksperimen. Sedangkan pengetahuan yang lahir untuk menjawab pertanyaan “mengapa” suatu materi memiliki sifat tertentu akan menghasilkan pengetahuan yang teoritis. Pengetahuan ini diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah sehingga muncul dan diciptakannya suatu teori. Teori yang telah ditemukan akan terus dibuktikan oleh peneliti lain demi memperkuat teori tersebut atau mungkin menyempurnakannya. Teori yang sudah mendekati sempurna akan diakui. Berikut adalah bagaimana ilmu kimia dikembangkan.

    Aksiologi ilmu membicarakan tentang nilai atau kebermanfaatan suatu ilmu. Ilmu kimia seperti halnya ilmu-ilmu yang lain mempunyai manfaat apabila dipelajari oleh siapapun. Manfaat dari mempelajari ilmu kimia meliputi :
    Pemahaman kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya.
    Mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna bagi manusia.
    Membantu kita dalam rangka pembentukan sikap.
    Secara khusus, ilmu kimia mempunyai peranan sangat penting dalam bidang : kesehatan, pertanian, peternakan, hukum, biologi, arsitektur dan geologi. Pada bidang kesehatan contohnya adalah ditemukannya obat-obatan dari proses kimia yang dapat membantu dalam proses pemulihan terhadap suatu penyakit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju bahwa Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu.

      Delete
  4. Menanggapi pertanyaan mengenai mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan menurut saya ini salah satu penyebabnya dari tingkat kompetensi yang harus dicapai siswa, adapun mata pelajaran wajib di sd, smp dan sma maupun smk berbeda. Mata pejaran wajib ini menuntuk kebisaan siswa untuk dapat mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan oleh kurikulum, Selanjutnya mata pelajaran tertentu dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan umunya adalah mata pelajaran muatan lokal yang lebih berperan sebagai pengembang minat dan bakat siswa

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau begitu kenapa UN cuma 4 mata pelajaran sedangkan selain muatan lokal matapelajaran wajib?

      Delete
    2. baiklah saya akan menanggapi kembali kenapa mata pelajaran yang di UN kan hanya 4 saja. adapun matapelajaran yang di UN kan yaitu MTK, B.indo, B.ingris dan IPA (Kimia, Fisika dan Biologi) nah mata pelajaran ipa ini dapat dipilih di awal sesuai dengan minat dari ketertarikan siswa. kenapa cuma 4 mata pelajaran saja ini dikarenakan hanya 4 inilah mata pelajaran wajib yang dijadikan tolak ukur konpetensinya harus di capai peserta didik. selebihnya seperti olahraga, kesenian, bahasa arab dll merupakan hanya muatan lokal

      Delete
  5. Menjawab permasalahan mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan menurut saya hal tersebut dilakukan agar siswa lebih fokus pada pendalaman materi di mata pelajaran perminatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, pada dasarnya semua mata pelajran membuat siswa harus fokus. akan tetapi mata pelajaran wajib lh yang menurut saya lebih dominan dalam hasilnya.

      Delete
    2. iya pelajaran wajib lebih dominan karna itu merupakan suatu pelajaran yang harus diikuti oleh peserta didik untuk memenuhi target pencapaian hasil belajar nya jika untuk pelajaran peminatan itu hanya sebagai pilihan peserta didik dalam materi pendalaman dari yang wajib

      Delete
  6. Menanggapi pertanyaan mengenai mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan juga merupakan penerapan epistemologi. Seperti yg kita ketahui untuk mata pelajaran pilihan di kurikulum13 di SMA sudah di terapkan mata pelajaran pilihan seperti peminatan.

    Peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik untuk memilih kelompok matapelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama mengikuti pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan dilakukan atas dasar kebutuhan untuk melanjutkan keperguruan tinggi.


    Demikian juga struktur kurikulum SMA sebagaimana tercantum dalam Permendikbud nomor 69 tahun 2013 matapelajaran yang dapat diikuti dan diambil terdiri atas Kelompok Matapelajaran Wajib dan Matapelajaran Pilihan. Matapelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk Sekolah Menengah Atas. Matapelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih matapelajaran sesuai dengan minatnya.

    Mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.



    ReplyDelete
    Replies
    1. ya saya setuju dengan kk rahmah yang Permendikbud nomor 69 tahun 2013 matapelajaran yang dapat diikuti dan diambil terdiri atas Kelompok Matapelajaran Wajib dan Matapelajaran Pilihan. Matapelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk Sekolah Menengah Atas. Matapelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih matapelajaran sesuai dengan minatnya.

      Delete
  7. menjawab pertanyaan mengenai metode mana yang paling tepat digunakan dalam proses pendidikan?
    metode yang tepat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan yakni metode yang sesuai dengan situasi/kondisi, karakteritik materi serta karakteristik siswa dan juga relevan dengan kemajuan IPTEK. contoh metode yang bisa diterapkan guru kimia dalam materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi yakni bisa dengan metode problem based learning, inquiry/discovery maupun project based learning yang digunakan dalam mengajarkan siswa untuk tidak hanya memahami konsep tetapi dapat mengaitkan dan mengimplikasikan ilmu yang didapat didlaam kehidupan sehari-hari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju bahwa metode yang tepat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan yakni metode yang sesuai dengan situasi/kondisi, karakteritik materi serta karakteristik siswa dan juga relevan dengan kemajuan IPTEK. contoh metode yang bisa diterapkan guru kimia dalam materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi yakni bisa dengan metode problem based learning, inquiry/discovery maupun project based learning yang digunakan dalam mengajarkan siswa untuk tidak hanya memahami konsep tetapi dapat mengaitkan dan mengimplikasikan ilmu yang didapat didlaam kehidupan sehari-hari.

      Delete
  8. Saya setuju dengan kak rini dan rina dimana dalam menentukan metode yang sesuai, kita juga harus sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku seperti K13 yang menerapkan student centered dan pendekatan scientifi. Lalu dikembangkan lah sesuai dengan situasi/kondisi, karakteritik materi serta karakteristik siswa dan juga relevan dengan kemajuan IPTEK.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga setuju juga dengan kk rini dan fanny dikembangkan lah sesuai dengan situasi/kondisi, karakteritik materi serta karakteristik siswa dan juga relevan dengan kemajuan IPTEK.

      Delete
  9. menanggpi permasalah tentang => Dengan sistem pendidikan yang mana kegiatan pendidikan dilaksanakan untuk mendapatkan nilai pendidikan yang benar?
    Seperti yang kita ketahui bahwa sistem adalah komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya.
    untuk mendapatkan nilai yang benar maka sistem pendidikan harus dilandasi dangan landasan filosofis aksiologi yaitu tentang etika dan estetika.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju Seperti yang kita ketahui bahwa sistem adalah komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya.

      Delete
  10. dengan adanya mata pelajaran wajib dan mata peljaran pilihan,bisa memacu siswa untuk lebih fokus ke mata pelajaran yng memang menjadi konsentrasinya. dengan demikian siswa akan lebih fokus mengarahkan diri untuk jenjang yang lebih tinggi. tntang kenapa hanya 4 mata peljaran yang di UN kan. kan sdh bisa mememilih dari beberapa mata pelajaran yang ditawarkan, sesuai minat dan kemampuan siswa,.

    ReplyDelete
  11. saya akan menanggapi pertanyaan mengenai mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan juga merupakan penerapan epistemologi ?
    Menurut pendapat saya pelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa sedangkan pelajaran peminatan adalah suatu keputusan yang dilakukan peserta didik untuk memilih kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama mengikuti pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan dilakukan atas dasar kebutuhan untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Mata pelajaran wajib ini menuntut kebisaan siswa untuk dapat mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan oleh kurikulum, selanjutnya mata pelajaran tertentu dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan umunya adalah mata pelajaran muatan lokal yang lebih berperan sebagai pengembang minat dan bakat siswa, dalam Permendikbud nomor 69 tahun 2013 mata pelajaran yang dapat diikuti dan diambil terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk Sekolah Menengah Atas. Matapelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih matapelajaran sesuai dengan minatnya.

    ReplyDelete
  12. Ilmu kimia seperti halnya ilmu-ilmu yang lain mempunyai manfaat apabila dipelajari oleh siapapun. Manfaat dari mempelajari ilmu kimia meliputi :
    Pemahaman kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya.
    Mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna bagi manusia.
    Membantu kita dalam rangka pembentukan sikap.

    mengenai mengapa salah satu mata pelajaran dijadikan pelajaran wajib dan mengapa pelajaran lain dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan menurut saya ini salah satu penyebabnya dari tingkat kompetensi yang harus dicapai siswa,

    ReplyDelete

dvdvdvdvd