Saturday, August 11, 2018

Pengembangan Kurikulum dan Desain Pembelajaran Kimia

  25 comments
Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum Terkini

Dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi semacam barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran, sehingga salah satu entitas yang dikatakan sangat urgen dalam pendidikan adalah anatomi kurikulum itu sendiri. Skema perkembangan kurikulum di Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pada kerangka ini yang perlu digaris bawahi adalah kurikulum tidah hanya identik dengan satuan mata pelajaran saja, melainkan  juga seluruh pengalaman pendidikan yang diberikan (di luar ataupun di dalam) oleh lembaga pendidikan peserta didik. Hal ini lah yang banyak negara-negara maju mencoba untuk melakukan reformasi pendidikan di bidang kurikulum yang disesuaikan dengan perubahan realitas dan penyelarasan dengan budaya lokal, sehingga daerah-daerah otonomi lebih memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumberdaya pendidikan (Helen dalam Sulaiman, 2015:73).
Pengembangan kurikulum memiliki arti perubahan yang alasannya meliputi perubahan kehidupan dan perkembangan IPTEK. Sedangkan kurikulum sendiri merupakan program, rencana atau isi pelajaran yang diajarkan dan pembelajaran adalah bagaimana cara penyampaian apa yang diajarkan itu (metode, tindakan belajar mengajar, presentasi). Hal ini serupa dengan dengan pendapat Johnson (1967) yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara dosen dengan mahasiswa dan Mc Donald dan Leeper (1965) kurikulum memproduksi rencana kegiatan dan pembelajaran adalah kegiatan pelaksanaan rencana pembelajaran. Kurikulum merujupakan tujuan akhir dari program pembelajaran dan pembelajaran berfungsi untuk mencapai tujuan tersebut.
Proses pengembangan kurikulum harus dilihat dari beberapa aspek yaitu, 1) siapa yang terlibat (dosen, administrator, orang tua, mahasiswa), 2) langkah-langkah yang digunakan (direktur, administrasi, komite, konsultan), 3) organisasi yang terlibat. Menurut Boyd (1984) pengembangan kurikulum harus dilihat dari respon IPTEK, respon perubahan sosial, kebutuhan mahasiswa, respon kemajuan pendidikan, dan respon perubahan sistem pendidikan. Mulyani (1988), menambahkan dalam pengembangan kurikulum didasarkan pada 1) teori (paham pembaharuan & kebutuhan masa depan), 2) ahli pendidikan, 3) ahli kurikulum, 4) dosen, 5) mahasiswa, 6) ahli lain diluar bidang pendidikan, 7) orang yang berminat dan 8) pemakai lulusan.
Prinsip yang harus dipegang dalam mengembangkan kurikulum yaitu relevan, fleksibel, kontiniu, efektif, efisien dan praktis. Dilandaskan berdasarkan filsafat, sosial dan budaya, mahasiswa dan teori belajar.
Dalam perjalanan kurikulum 2013, terdapat berbagai perubahan yang terjadi diantaranya:
  1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional akan tetapi tetap Kurikulum 2013   Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.
  2. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata pelajaran hanya Agama dan PPKN namun KI tetap dicantumkankan dalam penulisan RPP.
  3. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
  4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
  5. Silabus kurtilas (k13) edisi revisi terbaru lebih ramping hanya 3 kolom. Yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
  6. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi UTS, langsung ke penilaian akhir semester.
  7. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika ada).
  8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi.
  9. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam hasil.


Berdasarkan media komunikasi dan inspirasi jendela pendidikan dan kebudayaan yang diterbitkan bulan juni tahun 2016 terdapat empat perbaikan kurikulum 2013. Perbaikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Perlu diperhatikan oleh pendidik dalam membuat RPP yaitu harus mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative and Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, and Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Sebenarnya kata ini tidak terlalu baru untuk kita. Di berbagai kesempatan, kita sudah sering mendengar beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah  jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.



Berdasarkan ulasan di atas dapat ditemukan bebrapa permasalaha disekitar pengembangan kurikulum yaitu;
  1. Bagaimana cara mendapatkan informasi yang benar untuk perumusan kurikulum?
  2. Mengapa penerapan 4C pada kurikulum 2013 masih kurang optimal, hal ini dapat dilihat dari respon peserta didik yang mempelajarinya?
  3. Menurut pendapat pembaca, bagaimana cara mengoptimalkan pembelajaran dengan kurikulum yang dipakai saat ini jika kita hubungkan dengan penguasaan 4C dan HOTS?


25 comments :

  1. menjawab permasalahan mengenai penerapan 4C pada kurikulum 2013 masih kurang optimal bila dilihat dari respon peserta didik hal ini dapat disebabkan karena peserta didik kesulitan untuk dapat menerapkan pembelajaran dari teacher-centered menjadi student-centered. umumnya peserta didik telah terbiasa dengan metode pembelajaran tersebut. selain itu sulitnya penerapan 4c ini juga dapat disebabkan terkait dengan varian yang ada dalam sekolah yang berbeda fasilitas, kualitas guru, kualitas kepemimpinan, dan juga kualitas informasi dan daya dukung seperti sarana dan prasarana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan pendapat anda, namun jika kita meelihat dari kualitas guru tentunya kurikulum yang ada saat ini masih kurang optimal. tapi dalam kenyataannya semua guru memiliki kemampuan yang sama cuma yang membedakan gaya belajarnya dan juga kurangnya pembekalakan guru terhadap kurikulum 2013 yang telah direvisi

      Delete
  2. Mnurut dian kita harus melihat langsung keadaan di lapangan baik diskolah ataupun di universitas dan memahami perkembangan iptek sekarang dan pengalaman guru dosen siswa dan mahasiswa dalam melaksanakan pembeljaran. Sehingga kita mampu merumuskan suatu kurikulum yang akan dibuat. Dengan melihat tujuan yg akan di capai juga harus fleksibilitas. Terus melakukan analisis agar bisa menemukan dimana titik kekurangan pada kurikulum yg lama. Kita bisa merumuskan suatu kurikulum dengan memperhatikan karakteristik siswa,kondisi daerah dan jenis pendidikan. Dan juga kita harus tanggap terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi.
    Dalam merumuskan kurikulum jga kita harus relevan dengan kebutuhan kehidupan,dan yang penting harus seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
    Penerapan 4C kurang maksimal mnurut dian karena kesiapan guru dalam mengajar masih kurang. Dan kesadaran siswa sekrang juga masih kurang. Masih terbiasa dengan belajat disuapi. Menurut pengalaman dian mengajar kk hehe.
    Padahal dilihat dari teknologi skrng smua serba instan. Informasi lengkap di internet. Namun bnyk siswa salah menggunakan. Dan guru pun bukannya semakin profesional yang ada guru terlihat lebih santai dalam mengajar. Sehingga komunikasi antar beberapa siswa dan guru pun juga berkurang.
    Cara mengoptimalkan pembelajaran kita bisa membuat siswa itu lebih berpikir ke realita. Jangan membawa siswa berpikir mengambang. Bisa kita ajarkan dengan memberikan suatu masalah dan meminta siswa untuk memecahkannya. Dan mencari jawabannya. Dan juga guru d sini harus lebih optimal dalam meengajar agar siswa ikut semangat dalam pelaksanaan pembelajaran. Jangan lagi di biasakan belajar di suapi. Melainkan belajar mendiri. Namun tetap di awasi dengan mentor yaitu guru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya saya satuju dengen pendapat yang diberikan dengan dian bahwa saat ini siswa banyak dimanjakan oleh berbagai media, hal ini tidak bisa dipungkiri karena semakin berkembangnya kemajuan teknologi semakin banyak problem yang ditemukan terlebih jika hal tersebut bisa membuat siswa perhatian terhadap itu. walaupun dengan perkembangan teknologi yang semakin maju berdampak positif terhadap media belajar, siswa masih enggan untuk belajar sendiri bisa dilihat dari beberapa faktor diantaranya pemahaman awal siswa belum ada dan penyajian materi dikelas yang kurang optimal

      Delete
  3. Menjawab pertanyaan cara mendapatkan informasi yang benar untuk perumusan kurikulum.
    Tentu Indonesia telah mengeluarkan buku pedoman seperti pada kurikulum KTSP dahulu yakni rambu rambu pengisian format kurikulum berbasis kompetensi oleh direktorat jendral pendidikan tinggi departemen pendidikan nasional. Dimana kita sebagai pendidik nantinya hanya mengembangkan kurikulum tersebut berdasarkan aspek seperti Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat. Lalu Analisis kebutuhan masyarkat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah serta banyak lagi

    Menjawab pertanyaan penerapan 4C pada kurikulum 2013 masih kurang optimal, apakah hal ini dapat dilihat dari respon peserta didik yang mempelajarinya.
    Pada dasarnya dalam menerapkan suatu kurikulum kita harus mensosialisasikan kurikulum terlebih dahulu agar peserta didik paham tujuan pembelajaran apa yang harus dicapai. Tapi lain halnya apabila peserta didik telah mengetahui namun pembelajaran belum optimal. Pembelajaran yang belum optimal bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor misal model & strategi pembelajaran yang belum sesuai, sarana dan prasarana yang belum mendukung, serta lingkungan dan psikologis dari peserta didik sehingga mengakibatkan peserta didik memiliki respon yang kurang baik terhadap pembelajaran.

    Menurut pendapat saya, cara mengoptimalkan pembelajaran dengan kurikulum yang dipakai saat ini jika kita hubungkan dengan penguasaan 4C dan HOTS adalah
    4c dan HOTS merupakan strategi pembelajaran untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kita harus mengkaji dahulu dari perangkat pembelaharan (RPP, Teknologi Pendukung, Ringkasan Materi, Soal). Dimana perangkat tersebut dapat menggiring siswa untuk bisa berfikir kritsi, logis dan mampu menganalisis. Melihat hal itu tentunya pendidik tidak lagi mengajarkan yang bersifat teori melainkan sudah memunculkan beberapa contoh atau masalah agar siswa mampu mengutarakan pendapatnya mengenai materi yang di ajarkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan pendapat anda pendidik tidak lagi mengajarkan yang bersifat teori melainkan sudah memunculkan beberapa contoh atau masalah agar siswa mampu mengutarakan pendapatnya mengenai materi yang di ajarkan. tetapi apakah ini efektif untuk pembelajaran di kelas?

      Delete
  4. Bagaimana cara mendapatkan informasi yang benar untuk perumusan kurikulum?
    untuk hal ini, kemendikbud pastinya telah mengeluarkan pedoman berupa buku atau mungkin mengadakan sosialisasi (penataran) untuk guru" di indonesia yang dimana informasi mengenai perumusan kurikulum dapat tersampaikan secara baik dan benar
    Mengapa penerapan 4C pada kurikulum 2013 masih kurang optimal, hal ini dapat dilihat dari respon peserta didik yang mempelajarinya?
    saya setuju dengan syafira, dimana anak Indonesia terbiasa untuk "disuap" bukan "menyuapi" diri sendiri dalam hal pencarian ilmu. kurang optimalnya juga karna cepatnya gerakan perubahan teknologi informasi sehingga seolah" tidak hanya siswa tapi juga guru dituntut untuk selalu berinovasi setiap saat. kepribadian masyarakat kita yang cenderung malas membuat perubahan" ini sulit untuk dikerjakan.
    Menurut pendapat pembaca, bagaimana cara mengoptimalkan pembelajaran dengan kurikulum yang dipakai saat ini jika kita hubungkan dengan penguasaan 4C dan HOTS
    seperti yang saya jawab pada point kedua, semua elemen yg berperan dalam pembelajaran kurikulum ini harus bergerak aktif dan mengikuti perubahan zaman, minimal guru memiliki keterampilan dalam 4C dan HOTS. jika guru sudah memiliki keterampilan ini lambat laun siswa akan mengerti dan mengikuti cara belajar sang guru dan keterampilan pun terasah sebagaimana pepatah mengatakan 'ala bisa karna terbiasa'.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya saya setuu bahwa penerapan 4c dan HOTS harus dilaksanakan. tp bagaimana dengan anak yang memiliki kemampua dibawah rata-rata untuk memahami soal tersebut?

      Delete
  5. 1. menurut pendapat saya untuk mendapatkan informasi yang benar, kita dapat berpedoman pada panduan implementasi kurikulum yang diterbitkan oleh kemendikbud serta dari, diklat serta sosialisasi yang dilakukan oleh kemendikbud ditiap daerah mengenai kurikulumdan perubahan terkininya

    2. respon siswa terhadap kompetensi 4c itu sangat bergantung pada cara guru dalam menjalankan proses pemelajaran, guru tuntut harus bisa secara aktif dan kreatif memilih model pembelajaran yang dapat mengubah LOTS (low order thinking skill) yang dimiliki siswa menjadi HOTS (high order thinking skill). jika HOTS siswa telah berkembang maka kompetensi 4c yang diharapkan dimiliki siswa akan mudah tercapai

    3. caranya yakni pengoptimalan potensi dan kreativitas guru dalam melakukan kegiatan belajar serta dukungan fasilitas yang memadai, jika guru kreatif maka motivasi siswa dalam belajar pundapat meningkat begitupun dengan kompetensi 4c dan HOTS yang ingin dicapai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagaimna dengan guru yang masih menggunakan model pembelajaran yang lama? apa yang harus kita lakukan terhadap hal tersebut?

      Delete
  6. Menurut Rini dimana untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai perumusan kurikulum kita dapat berpedoman pada panduan yang telah diterbitkan oleh kemendikbud berupa buku ataupun panduan implementasi dari kurikulum itu sendiri atau juga bisa melalui diklat" serta sosialisasi mengenai kurikulum yang terus mengalami perubhan. perumusan kurikulum juga didasarkan pada analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan, dan harapan. oleh karna itu perumusan kurikulum juga mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan.

    Penerapan 4C pada kurikulum 2013 belum optimal dilihat dari respon siswa, menurut saya hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran teacher centered sehingga siswa menjadi malas untuk mencari informasi mereka sudah terbiasa belajar guru yang menyiapkan semua nya sehingga untuk mengubah menjadi student centered butuh waktu lama untuk membiasakn siswa mencari sendiri informasi apalagi dengan kecanggihan iptek zaman sekarang yang kurang optimal mereka mengaplikasikannya, mereka lebih tertarik dengan dunia mereka disinilah peran guru untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar apalagi dengan kecanggihan iptek zaman sekarang bisa lebih memudahkan memperoleh informasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju dengan pendapat anda penerapan 4C pada kurikulum 2013 belum optimal dilihat dari respon siswa, menurut saya hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran teacher centered sehingga siswa menjadi malas untuk mencari informasi mereka sudah terbiasa belajar guru yang menyiapkan. tp jika begitu kita menyalahkan siswa atas ketidaktahuan mereka.

      Delete
  7. saya akan mencoba menjawab permasalahan yang ketiga,
    cara mengoptimalkan pembelajaran dengan kurikulum yang dipakai saat ini jika kita hubungkan dengan penguasaan 4C dan HOTS adalah
    dengan cara mengasah dan mengoptimalkan kemampuan mengajar guru yaitu menyesuaikan dengan model keterlaksanaan pembelajaran yang dapat memicu penguasaan 4C dan HOTS siswa, mengembangkan kreativitas guru yaitu dengan berinisiatif memberikan masalah-masalah atau proyek/karya yang berkembang pada saat ini sehingga memancing siswa untuk dapat mengasah 4C dan HOTS, serta didukung dengan fasilitas yang memang disesuaikan dengan perkembangan zaman yang membuat siswa nyaman dan lebih tertarik untuk belajar sehingga lebih mudah mereka untuk menerapkan 4C dan HOTS, misalnya dengan memaksimalkan penggunaan gadget yang sudah menjadi kebutuhan semua orang pada saat ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang benar jika kita harus memaksimalkan yang ada. tp sekarang ini masih dapat kita jumpai anak-anak yang tidak memiliki gadget? jadi bagaimana cara untuk menutupi hal tersebut?

      Delete
  8. Pedoman dalam penyusunan kurikulum tentunya sudah dikeluarkan oleh pihak berwenang dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman yang berisi rambu-rambu pengisian format kurikulum. Pengembangan kurikulum tersebut berdasarkan aspek seperti Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan kebutuhan masyarakat. Dalam perumusan tersebut tidak lupa pula dipertimbangkan potensi yang dimiliki oleh sekolah tersebut dan sesuai dengan keutuhan masyarakat dimana satuan pendidikan itu berada. 4c padda kurikulum 2013 kurang optmal menurut saya disebabkan dari faktor guru yang kurang mampu memancing siswa untuk melaksanakan hal tersebut. kebiasaan pada siswa yang belajar "disuapi" materi dari gurujuga menjadi kendala,serta banyak guru-guru senior yang tidak menguasai teknologi sehingga masih mengajar dengan cara konvensional..

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sependapat dengan ini, Mengapa penerapan 4C pada kurikulum 2013 masih kurang optimal, "disebabkan dari faktor guru yang kurang mampu memancing siswa untuk melaksanakan hal tersebut. kebiasaan pada siswa yang belajar (disuapi) materi dari guru juga menjadi kendala,serta banyak guru-guru senior yang tidak menguasai teknologi sehingga masih mengajar dengan cara konvensional",. Melalui pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus dkembangkan oleh para para guru yakni:
      1. Kemampuan menggunakan pengetahuan matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk menjawab tantangan dunia nyata;
      2. Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya
      Dengan demikian jika guru telah mampu mengusai dua poin ini, 4C pada kurikulum K13 akan optimal dengan catatan selalu melakukan pembaharuan pada persiapan dan proses pembelajaran serta mengevaluasi segala kekurangan yang terjadi pada tiap pelajaran untuk patokan tolak ukur kegiatan pembelajaran yang akan datang agar lebih baik lagi.

      Delete
    2. berdasarkan hal tersebut solusi apa yang bang dani dapat berikan untuk menanggulangi permasalahan tersebut

      Delete
    3. sejalan dengan tanggapan tersebut bagaimana cara menutupi kekurangan yang ada?

      Delete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. Menjawab pertanyaan bagaimana pengoptimalan pembelajaran dgn kurikulum saat ini jika dihubungkan dgn penguasaan 4c.

    Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad 21 mencerminkan empat hal. 

    1.   Critical Thinking and Problem Solving
    2.   Creativity and Innovation
    3.   Communication
    4.   Collaboration


    Disini peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.

    Setidaknya ada empat yang harus dimiliki oleh generasi abad 21, yaitu: ways of thingking, ways of working, tools for working and skills for living in the word. Bagaimana seorang pendidik harus mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21. Berikut kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu:

    1.   Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.

    2.   Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration.  Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.

    3.   Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.

    4.   Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.


    Melalui pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus dkembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan menggunakan pengetahuan matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju Melalui pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus dkembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan menggunakan pengetahuan matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.tapi bagaimana cara menerapkannya kembali kak?

      Delete
    2. disitulah peran dari stake holder sekolah yang bertanggung jawab terhadap sistem penjaminan mutu internal yang khusus menangani masalah kurikulum. Perlu ada program keterlaksanaan kurukulum serta program monitoring dan evaluasinya untuk memantau hasil dan melakukan perbaikan dalam upaya peningkatan kompetensi siswa

      Delete
  11. Saya akan menjawab pertanyaan 1 :
    Bagaimana cara mendapatkan informasi yang benar untuk perumusan kurikulum ?
    Menurut pendapat saya cara mendapatkan informasi yang benar mengenai perumusan kurikulum yaitu dengan berpedoman pada panduan yang telah diterbitkan oleh kemendikbud berupa buku atau panduan implementasi dari kurikulum atau melalui diklat" serta sosialisasi mengenai kurikulum yang terus mengalami perubahan. Perumusan kurikulum juga didasarkan pada analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan, dan harapan, oleh karna itu perumusan kurikulum juga mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan dengan mengadakan sosialisasi untuk guru di indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai perumusan kurikulum yang baik dan benar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahaimana perumusan kurikulum dapat mempengaruhi kebutuhan, tuntutan dan harapan?

      Delete
  12. menanggapi tentang Bagaimana cara mendapatkan informasi yang benar untuk perumusan kurikulum?
    Berdasarkan dari langkah- langkah pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Wheeler terlihat bahwa pengembangn kurikulum itu berbentuk sebuah siklus (lingkaran) yang mana pada setiap tahapa dalam siklus tersebut membentuk suatu system yang terdiri dari komponen- komponen pengembangan yang saling berhubungan satu sama lain. jadi kita anlisis terlebih dahulu aspek yang kira" akan berkaitan dengan kurikulum.

    ReplyDelete

dvdvdvdvd