Saturday, February 23, 2019

Penilaian Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Kimia

  12 comments
Penilaian Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Kimia

Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar, yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri. Proses pembelajaran kimia melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan kelas dan praktikum. Hal ini bertujuan untuk mengasah keterampilan peserta didik dalam bekerja secara ilmiah terutama dalam keterampilan proses sains (KPS).
Aspek pada KPS menurut Rustaman meliputi (1) mengamati, (2) mengelompokkan atau mengklasifikasikan, (3) menafsirkan, (4) meramalkan, (5) mengajukan pertanyaan, (6) merumuskan hipotesis, (7) merencanakan percobaan, (8) menggunakan alat dan bahan, (9) menerapkan konsep dan (10) mengkomunikasikan. Toplis dan Allen mengatakan bahwa keterampilan sains merupakan bagian yang substansif dalam kurikulum di negara-negara maju (Hardiyanti, 2017). Sedangkan keterampilan proses sains menurut Ozgelen (2012) merupakan keterampilan berpikir ilmu-an yang berguna untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil.
Menurut Dahar (Erikanto, 2016), keterampilan proses sains adalah kemampuan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan serta menghubungkan antara teori pembelajaran dengan praktek yang dilakukan. Aspek yang yang dinilai dalam keterampilan proses sains menurut dahar yang dapat dilihat tabel 2.1.
Tabel 2.2 Aspek-aspek Keterampilan Proses Sains
No
Keterampilan Proses Sains
Sub Keterampilan Proses Sains
1
Merencanakan Penelitian
a.      Menentukan alat, bahan dan sumber yang digunakan dalam penelitian
b.      Menetukan variabel-variabel
c.      Menentukan variabel yang dibuat tetap dan mana yang harus berubah
d.      Menetukan apa yang akan diamati, diukur dan ditulis
e.      Menentukan cara dan langkah kerja
f.       Menentukan bagaimana mengolah data hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan
2
Menerapkan Konsep
a.      Menyusun hipotesis
3
Menggunakan Alat dan Bahan
a.      Terampil menggunakan alat dan bahan
b.      Mengetahui konsep dan menggunakan alat dan bahan
4
Mengamati
a.      Mengamati dengan indera
b.      Mengumpulkan fakta-fakta
c.      Mencari kesamaan dan perbedaan
5
Menafsirkan pengamatan
a.      Mencatat setiap pengamatan
b.      Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
c.      Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan
d.      Menarik kesimpulan
6
Meramalkan
a.      Berdasarkan hasil pengamatan dapat mengemukakan apa yang mungkin terjadi
7
Berkomunikasi
a.      Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas
b.      Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan
c.      Mendiskusikan hasil percobaan
d.      Menggambarkan data tabe grafik
8
Mengajukan pertanyaan
a.      Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
b.      Bertanya untuk meminta penjelasan
c.      Mengajukan pertanyaan yang melatarbelakangi hipotesis

Keterampilan proses sains penting dalam pembelajaran saat ini, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga pendidik tidak hanya mengajarkan semua konsep dan fakta pada peserta didik, adanya kecendrungan bahwa peserta didik lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret, penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat relatif, dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik (Kurnia Saputri dalam Hasanah, 2017).
Berbagai kesulitan yang dapat dialami peserta didik dalam melakukan  aktivitas kognitif agar dapat mencapai kemampuan potensial, menurut  Ormrod dipengaruhi oleh: (1) Memori kerja yang menjadi batas atas bagi peserta didik pada saat memecahkan masalah, (2) Kesulitan peserta didik dalam mengkodekan suatu masalah yang berpengaruh pada pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah, (3) Basis pengetahuan yang dimiliki peserta didik tidak menyeluruh dan tidak terintegrasi dengan baik  dan relevan pada topik yang dipikirkan, dan (4) Kesulitan dalam kesuksesan memanggil kembali pengetahuan yang relevan (Chairani, 2015).

Bermasalah dalam situasi pembelajaran umumnya terdiri dari beberapa karakteristik. Pertama, melibatkan fokus perhatian peserta didik pada aspek situasi yang memerlukan resolusi. Kedua, melibatkan peserta didik yang menarik dan memunculkan komitmen perhatian dan sumber daya peserta didik untuk berpikir tentang aspek masalah. Ini mungkin melibatkan menciptakan rasa disonansi atau rasa ingin tahu. Akhirnya, ini mungkin melibatkan komponen afektif dan menciptakan minat dalam beberapa aspek masalah atau membuat peserta didik peduli tentang memahami atau menyelesaikan masalah (Reiser, 2004)
Quintana (2004) menyatakan bahwa hambatan yang dihadapi pelajar dalam manajemen proses yaitu mengelola proses pencarian sains sehingga menghasilkan beberapa tantangan terkait untuk peserta didik. Kedua, menurut Bransford pembelajar tidak memiliki pengetahuan strategis yang diperlukan untuk memilih kegiatan dan mengkoordinasikan penyelidikan. Tanpa keahlian seperti itu, peserta didik dapat kewalahan oleh kerumitan pilihan yang tersedia, sehingga sulit untuk mengarahkan penyelidikan mereka. Tantangan ketiga menurut Knapp, bahwa peserta didik dapat terganggu oleh "tugas" manajerial yang kurang penting yang perlu dilakukan selama penyelidikan. Tugas manajemen dapat membutuhkan banyak waktu dan upaya. Sementara para ahli menemukan tugas-tugas manajemen semacam itu menjengkelkan, para pembelajar yang mencoba mempertahankan pijakan pada kegiatan-kegiatan yang lebih signifikan dapat menganggapnya merugikan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dukungan untuk membantu mereka secara otomatis menangani tugas-tugas rutin yang tidak menonjol ke tujuan pembelajaran itu sendiri.
Kesulitan peserta didik  ketika memecahkan masalah dalam kimia, biasanya disebabkan oleh satu atau lebih dari hal berikut: kurangnya pengetahuan tentang materi pelajaran (''fakta kimia'' (Herron dan Greenbowe, Gulacar et al., 2013)), kesalahpahaman atau konsepsi alternatif (Taber), atau pendekatan dan strategi penyelesaian masalah yang buruk. Sehubungan dengan yang terakhir, ada banyak literatur yang menjelaskan kesulitan-kesulitan seperti itu. Kami telah menganalisis literatur untuk menggambarkan manifestasi dan penyebab kesulitan tersebut. Perbedaan antara manifestasi dan penyebab adalah signifikan jika pendekatan pendidikan ditujukan untuk mengatasi yang terakhir (Yuriev, 2017).
Johnstone (2006) yang menginterpretasikan pengetahuan dan pemahaman kimia ke dalam tiga aspek yaitu makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Aspek makroskopik meliputi fenomena yang dapat diamati secara langsung dan dideskripsikan, aspek submikroskopik meliputi penggambaran partikulat materi, dan aspek simbolik meliputi simbol-simbol dan persamaan kimia yang digunakan untuk mengkomunikasikan konsep kimia. Keterkaitan antara ketiga aspek kimia tersebut digambarkan sebagai segitiga representasi kimia yang disajikan pada gambar 2.11. Selain itu, konsep-konsep dalam ilmu kimia umumnya bersifat abstrak dan berkelanjutan.

Gambar 2.11 Segitiga representasi konsep kimia (Johnstone, 2006)
KETERAMPILAN PROSES SAINS
1.      MENGAMATI
2.       MENGELOMPOKKAN
3.       MENAFSIRKAN
4.       MEMPRAKTEKKAN
5.      MENYIMPULKAN
6.       MEMPREDIKSI
Contoh Soal Keterampilan Proses Sains (KPS) Materi KIMIA
1.      Mengamati
Kemampuan mengumpulkan fakta, mencari persamaan dan perbedaan dengan menggunakan sebagian atau semua indra. 
Indikator : Menggunakan sebanyak mungkin indera untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap dan mencium, mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan dan memadai.
     * Reaksi Logam Na dengan air
a.       Masukkan air sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia, lalu tambahkan 3 tetes indikator pp
b.      Ambil potongan logam natrium menggunakan kertas saring dan masukkan kedalam gelas
         kimia. Tutup gelas kimia dengan gelas arloji.
c.       Amati dan catat apa yang terjadi
d.      Nyalakan api lalu buka gelas arloji yang menutup gelas kimia tadi dan segera masukkan api
         kedalam gelas kimia. Perubahan yang terjadi diamati.

           Lembar Pengamatan
Hal yang diamati
Pengamatan
Penampilan Na sesudah dipotong
Warna air + pp
Warna air setelah diasukkan Na
Pengamatan lain
2.      Mengelompokkan (Klasifikasikan)
Kemampuan mengkategorikan apa yag harus dikelompokkan pada persiapan percobaan yang akan dilaksanakan. Indikator : Dapat mengelompokkan suatu data yang sesuai dengan kesamaan karakteristik tertentu.
·         Perhatikan tabel di bawah ini :
Klasifikasikan menurut jenisnya!
Tabel larutan Asam – Basa
Larutan
Asam Kuat
Asam Lemah
Basa Kuat
Basa Lemah
HCl, HI, H2CO3,
2SO4,H2Bo3  HBr,Ba(OH)2, NH4OH, HClO3,C6H5COOH
CH3COOH,CHOOH,NaOH KOH,Mg(OH)2,CuOH,LiOH, AgOH,Al(OH)3,Fe(OH)2,


3.      Menafsirkan
Kemampuan mencatat hasil pengamatan dan menyatakan pola hubungan atau kecenderungan gejala tertentu yang ditunjukkan oleh sejumlah data hasil pengamatan. Indikator : Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah, menghubung-hubungkan hasil pengamatan,  menemukan pola dari satu seri pengamatan, membuat kesimpulan sementara.
·          Amati tabel berikut ini!
No.
Percobaan
Temperatur
(°C)
10 ml HCl
(M)
20 ml Na2S2O3
(m)
Waktu Reaksi
(s)
1
1
27
2
0,2
18
2
2
37
2
0,2
9
3
3
47
2
0,2
4

Buatlah grafik garis berdasarkan data tersebut! Dan buatlah kesimpulan berdasarkan data
tersebut!
4.      Mempraktekkan
Kemampuan melaksanakan percobaan dengan terampil. Indikator: Berjalannya praktikum dengan lancar dan benar dalam penggunaan alat bahan sesuai prosedur dan metode yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
 Tujuan                  : Untuk mempelajari reaksi reversible
Alat dan bahan        : pelajari cara kerja, kemudian siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Cara kerja                            :
a.       Masukkan 1 spatula kristal PbSO4 kedalam tabung rekasi, kemudian tambahkan kira- kira 4 mL larutan NaI 1 M. Aduk cmapuran itu dengan mengguncang – guncangkan tabung. Amati perubahan warna yang terjadi
b.       Dekantasi larutan dari tabung rekasi, kemudian cucilah endapan dengan aquades sebanyak dua kali
c.       Tambahkan larutan Na2SO4 1 M kira – kira 4 ml. kemudian audk. Amati perubahan warna endapan
Hasil pengamatan
Larutan
Persamaan Reaksi
Perubahan Warna
PbSOmula- mula
PbSO+ laruatn NaI
Endapan (I) + larutan Na2SO4

5.      Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.
6.      Memprediksi
Kemampuan memperkirakan atau mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola keteraturan atau kecenderungan-kecenderungan gejala tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Indikator : Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
·   Seorang siswa melakukan pengukuran kecepatan reaksi hidrolisis urea dengan katalis enzim ureasa. dalam percobaannya ia melakukan 5 kali hidrolisis urea dengan volum larutan urea yang sama tetapi  konsetrasi berbeda dan dengan cara tertentu kecepatan rekasi diukur.
·          
Konsentrasi mol 1-1
Kecepatan mol menit-1
0,1
5,9 x 10-6
0,2
7,2 x 10-6
0,3
?
0,4
8,0 x 10-6
0,5
8,1 x 10-6


Penilaian keterampilan proses melalui bukan tes
Penilaian melalui keterampilan proses sains melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran sains dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara integrative.
Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan laboratorium dapat disajikan, sebagai berikut:
Tabel 1. Rubrik Percobaan Laboratorium
Kriteria
Skor
4
(sangat baik)
3
(baik)
2
(cukup)
1
(kurang)
Tujuan percobaan
Mengidentifikasi tujuan dan cirri khusus
Mengidentifikasi tujuan
Mengidentifikasi sebagian tujuan
Salah mengidentifikasi tujuan
Alat dan Bahan
Melist semua alat dan bahan
Melist semua bahan
Melist beberapa bahan
Salah melist bahan
Hypotesis
Memprediksi dengan benar fakta dan membuat hipotesis
Memprediksi dengan benar fakta
Memprediksi dengan beberapa fakta
Menebak-nebak
Prosedur
Melist semua tahap dan detail-detail khusus
Melist semua tahap
Melist beberapa tahap
Salah melist tahap
Hasil
Data direkam, diorganisir, dan digrafiskan
Data direkam, diorganisir
Data direkam
Hasil salah atau tidak betul
Simpulan
Tampak memahami konsep dan membuat hipotesis baru untuk aplikasi pada situasi lain.
Tampak memahami konsep yang telah dipelajari
Tampak memahami beberapa konsep
Tidak ada kesimpulan atau tampak miskonsepsi


Sebagaimana pada contoh di atas, sebuah rubrik memuat dua komponen, yaitu kriteria dan level unjuk kerja (performance). Pada setiap rubrik terdiri atas minimal dua criteria dan dua level unjuk kerja. Kriteria biasanya ditempatkan pada kolom paling kiri, sedangkan level unjuk kerja ditempatkan pada baris paling atas dalam tabel rubrik. Untuk memudahkan dalam penggunaannya, level unjuk kerja terdiri atas level kuantitatif berupa angka (1, 2, 3, dan 4) dan level kualitatif.
Dalam rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor menyatakan harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap kriteria. Pada contoh rubrik, dapat dilihat adanya perbedaan diskriptor antara tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan sangat baik dan tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan baik. Pada deskriptor, siswa dapat melihat syarat unjuk kerja untuk mencapai sebuah level kriteria. Bagi guru, deskriptor dapat membantu guru untuk memberikan penilaian secara konsisten pada hasil kerja siswa.
Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan menggunakan rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Ketika rubrik penilaian ini dikomunikasikan kepada siswa di awal pembelajaran, ekspektasi terhadap pencapaian level keterampilan proses dapat diidentifikasikan dan dipahami secara baik oleh siswa. Observasi dapat menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain itu, hasil penilaian dapat menghasilkan umpan balik (feedback) yang lebih baik. Hasil penilaian dapat menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus dicapai oleh siswa.

PERMASALAHAN:
Penilaian secara tertulis terhadap keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam bentuk essai dan pilihan ganda . Pertanyaan yang disusun dalam bentuk pertanyaan konvergen dan pertanyaan divergen. Seperti apakah pertanyaan konvergen dan pertanyaan divergen itu ( pada materi kimia ?. jelaskan menurut anda adakah kriteria tertentu dalam menyusun instrumen penilaian keterampilan proses sains siswa khusus bidang studi kimia?