materi 2 Laboratory basic skill assesment in chemistry
Laboratory basic skill assesment in chemistry
Penilaian keterampilan dasar laboratorium dalam kimia
Penilaian keterampilan dasar laboratorium dalam kimia
A. Performance Assessment (Penilaian Kinerja)
Teknik penilaian kinerja (performance assessment) merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut siswa untuk melakukan tugas/gerak (psikomotorik). Performance Assessment diwujudkan berdasarkan “empat asumsi” pokok, yaitu: (1) Penilaian kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa, (2) Tugas-tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran (3) Penilaian tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri. (4) Dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa akan terbuka dan aktif berupaya untuk mencapai tujuanpembelajaran.
Tugas-tugas penilaian kinerja (performance assessment) dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk: (1) Group performance assessment, yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. (2) Individual performance assessment, yaitu tugas-tugas individual yang harus diselesaikan secara mandiri. (3) Observasi, yaitu meminta siswa melakukan suatu tugas. Selama melaksanakan tugas tersebut siswa diobservasi baik secara terbuka maupun tertutup. Observasi dapat pula dilakukan dalam bentuk observasi partisipatif. (4) Portofolio, satu kumpulan hasil karya siswa yang disusun berdasarkan urutan waktu maupun urutan kategori kegiatan. (5) Project, exhibition, or demonstrationyaitu penyelesaian tugas-tugas yang kompleks dalam suatu jangka waktu tertentu yang dapat memperlihatkan penguasaan kemampuan sampai pada tingkat tertentu pula.
B. Pengembangan Instrumen Performance Assesment dalam Pembelajaran Kimia
Seperti telah dikemukakan, bahwa performance assessment secara prinsip terdiri dari dua bagian, yaitu tugas (task) dan kriteria. Tugas-tugas kinerja (performance task) dapat berupa suatu proyek, pameran, portofolio dan tugas-tugas yang mengharuskan siswa memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk paling nyata (real world applications). Kriteria atau rubrik merupakan panduan untuk memberi skor, harus jelas dan disepakati oleh siswa dan pendidik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja (performance assessment), diantaranya: (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukan kinerja dari suatu kompetensi. (2) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. (3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. (4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua yang ingin dinilai dapat dinilai (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati. Penilaian kinerja (performance assessment) dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar. Guru dapat mengembangkan instrumen penilaian sesuai kebutuhan. Format penilaian dapat disusun secara sederhana ataupun secara lengkap.
Dalam pembelajaran kimia, aspek psikomotor banyak dilakukan dalam bentuk kerja ilmiah di laboratorium.
Terdapat 5 aspek yang dinilai
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan.
Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik
contoh:
sangat kompeten tidak kompeten
3 2 1 0 1 2 3
2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
teliti tidak teliti
3 2 1 0 1 2 3
3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur.
contoh pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Penilaian dengan menggunakan skala sebagai berikut
lengkap tidak lengkap
3 2 1 0 1 2 3
4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
tepat tidak tepat
3 2 1 0 1 2 3
5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
PERMASALAHAN :
Dalam pembelajaran kimia, aspek psikomotor banyak dilakukan dalam bentuk kerja ilmiah di laboratorium. Atas dasar hal ini penilaian aspek psikomotor banyak dilakukan untuk kerja laboratorium. Pedoman observasi banyak dipakai untuk melakukan penilaian kegiatan eksperimen di laboratorium kimia. Menurut anda apakah penilaian kemampuan dasar laboratorium bagi peserta didik hanya cukup dengan memakai pedoman observasi saja ? jika tidak, MENGAPA ? jika YA, MENGAPA ? Jelaskan !
apakah karakteristik materi yang diajarkan dapat mempengaruhi pemilihan teknik penilaian yang digunakan?
ReplyDeleteIya tentu saja, karakteristik materi merupakan salah satu hal yg harus diperhatikan dalam pemilihan teknik penilaian, karna tidak semua materi bisa dilakukan percobaan atau membuat proyek.
Menurut saya dalam kegiatan eksperimen dalam laboraturium tidak cukup dengan penilaian lembar observasi saja tetapi harus dilengkapi dengan penilaian portofolio juga. karena dalam bentuk kegiatan eksperimen praktikumnya dinilai dengn lembar observasi, hasil eksperimen siswa dinilai dalam bentuk portofolio. setelah itu angket penilaian project jika dalam praktikum dilaboratorium membuat suatu project, kemudian satu lagi penilaian dalam laboraturium yang penting adalah penilaian psikomotor siswa yaitu pengetahuan awal siswa untuk praktikum yang akan dilakukan, siswa diberikan terlebih dahulu preetes dalam bentuk penilaian soal.
ReplyDeletemenurut saya penilaian dalam kemampuan dasar laboratorium tidak hanya dinilai saat praktikum berlangsung saja. baik sebelum dan setelah praktikum kemampuan siswa juga haruslah dinilai. sehingga penilaian yang dibuat tidak cukup hanya pada lembar observasi saja, perlu adanya tambahan format penilain untuk dapat menilai seluruh kemampuan siswa, setuju dengan pendapat saudari rini bahwa hasil praktikum siswa dinilai dalam bentuk portofolio dan setelah itu dapat pula digunakan angket penilaian project jika dalam praktikum dilaboratorium membuat suatu projec.
ReplyDeleteSependapat dengan fira bahwa penilaian dalam kemampuan dasar laboratorium tidak hanya dinilai saat praktikum berlangsung saja tetapi tetap dilakukan penilaian sebelum dan setelah praktikum. Kemudian kemampuan siswa juga haruslah dinilai sehingga penilaian yang dibuat tidak cukup hanya pada lembar observasi saja, perlu adanya tambahan format penilain untuk dapat menilai seluruh kemampuan siswa, selanjutnya seperti yang rini sampaikan bahwa hasil praktikum siswa sebaiknya juga dinilai dalam bentuk portofolio dan setelah itu dapat pula digunakan angket penilaian project jika dalam praktikum dilaboratorium menghasilkan sebuah projek atau sejenisnya.
DeleteMenurut saya, dalam menilai pekerjaan peserta didik di laboratorium tidak hanya menggunakan lembar observasi. Saat praktikum sebelum bereksperimen tentu kita juga harus melihat pengetahuan mereka, yaitu pre test dan untuk setelah post test. Kenapa saya bilang demikian, karena pengetahuan siswa juga menentukan keterampilan yang dia lakukan selama proses praktikum. Lalu selain berupa test, bisa juga menggunakan portofolio untuk melihat laporan yang telah dikerjakan siswa berdasarkan hasil mengamatinya selama praktikum. Tapi hal utama yang saya garis bawahi disini, penilaian itu tergantung dari masing-masing penilai (guru), apakah dia mau secara sekilas menilai siswa atau secara detail. Apabila mendetail, menilai tidak perlu hanya satu aspek saja melainkan banyak aspek.
ReplyDeletesaya sependapat dengan fanny bahwa untuk menilai pekerjaan siswa tidak hanya menggunakan lembar observasi tetapi bisa menggunakan pre test, post test, portofolio dan lain-lain tergantung tujuan yang ingin dicapai
Deletesaya akan mencoba menjawab pertanyaan tri, apakah penilaian kemampuan dasar laboratorium bagi peserta didik hanya cukup dengan memakai pedoman observasi saja ?
ReplyDeletemenurut saya tentunya tidak hanya pedoman/ lembar observasi aktivitas siswa, namun bisa juga dengan menggunakan format tes, seperti yang fanny katakan sebelumnya. namun kalau untuk mengasah keterampilan siswa memang ada baikny melalui praktikum, namun jika sarana, pra sarana tiak memadai dan guru merasa ada cara penilaian lain yang lebih tepat maka itu akan lebih baik.
Saya setunu dengan pendapat rini, bisa saja dengan pedoman format tes lainnya, hanya saja yang lebih efektif menurut saya adalah lembar observasi, bisa juga dengan menggunakan penilaian portofolio dengan melihat pemahaman hasil kerja siswa secara tertulis dari keterampilan yang telaj dia lakukan
Deletesaya akan mencoba menjawab pertanyaan tri, apakah penilaian kemampuan dasar laboratorium bagi peserta didik hanya cukup dengan memakai pedoman observasi saja ?
ReplyDeleteMenurut saya tidak hanya saat proses observasi saja karena setiap kegiatan praktikum dari awal sampai akhir bisa memasuki penilaian bisa kita dengan memberika pretest dan post test dlm praktikum sperti yang di sampaikan teman2 dia atas, dan juga terkadang sarana dan prasara yang kurang memadai bisa dengan pemanfaatan alat2 yang sekiranya memiliki fungsi yang sama dengan begitu bisa mengembangakan pengetahuan awal siswa jg.
memurut saya tidak, karna observasi itu hanya dari sudut pandang guru saja yang menilai. dgn siswa membuat penilaian diri, jurnal, portofolio misalnya. mereka akan menilai diri mereka sendiri, lalu nanti dicocokkan dgn hasil observasi siswa apakah kesamaannya mendekati atau tidak. sehingga penilaian yg di dpt lebih otentik
ReplyDeleteMenurut saya dalam kegiatan eksperimen dalam laboraturium tidak cukup dengan penilaian lembar observasi saja tetapi harus dilengkapi dengan penilaian portofolio. Selain itu penilaian juga tidak hanya dilakukan pada saat praktikum, tetapi sepanjang proses pembelajaran. penilaian laporan praktikumnya juga bisa, kita juga bisa melakukan pretest dan postest untuk menilai kognitifnya.
ReplyDeleteMenurut anda apakah penilaian kemampuan dasar laboratorium bagi peserta didik hanya cukup dengan memakai pedoman observasi saja ? jika tidak, MENGAPA ? jika YA, MENGAPA ? Jelaskan !
ReplyDeleteMenurut saya penilaian tidak berpedoman kepada observasi saja, namunj juga bisa dinilai melalui portopilio, dx juga bisa menilai proyek siswa